Friday, March 02, 2007

Surat Yang Tidak Pernah Sampai...

Sehabis membaca "Filosofi Kopi" (selanjutnya disingkat SoPi aja) kumpulan cerita dan prosa satu dekade karya Dee.. serasa habis refreshing ke Blue Point (Pantai Suluban) dan bercumbu dengan ombak seharian tanpa rasa capek yang ada hanya senang... banyak hal yang bisa di temukan dalam SoPi.. seperti "Mencari Herman [2004]" dimulai dengan "Seharusnya ada pepatah bijak yang berbunyi : 'Bila engaku ingin satu maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan" dan selanjutnya kita diajak merenung bagaimana pepatah bisa di formulasikan, seperti misalnya "berakit rakit ke hulu, berenang renang ke tepian" kita diajak untuk berpikir bahwa butuh pengalaman pahit berakit setengah mampus ke hulu agar tahu nikmatnya berenang sampai ke tepian... dibutuhkan orang yang jatuh dan tertimpa tangga pula.. atau susu sebanyak sebelanga untuk dirusak nila setitik.. Mikirnya aja malas kali yah? Tapi itu yg gw suka banget dari setiap karya Dee! Unik dan tidak tertebak... dari semua isi buku itu yang menjadi Fav. gw "Surat Yang Tidak Pernah Sampai"...sebuah surat yang tidak pernah terkirim karena surat itu seperti berbicara dengan diri sendiri dalam kehampaan.. "Kalau saja hidup tidak ber-evolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan di satu titik maka... tanpa ragu kamu akan memilih satu detik bersamanya untuk diabadikan. Cukup satu."... tidak ruwet malah terang benderang kata Goenawan Mohamad... Membaca SoPi serasa menunggang gajah keliling suatu areal di Pulau Dewata yang dinamakan Taro... mungkin terlihat berlebihan tapi cobalah sendiri membaca SoPi kamu akan menemui banyak hal yang tidak terpikirkan sebelumnya, bukan seperti dogma atau anjuran tetapi benar-benar seperti perenungan akan kejenuhan hidup. Seperi...Surat Yang Tidak Pernah Sampai...

No comments: