Friday, January 25, 2019

Tahura Trail Run 2019


Tahura Trail Run 2019 ini saya ikut yang 10K dan ada 2 team Family run Tante, sepupu dan Istri. Seneng banget karena semua pada ikut nemenin dan lumayan weekend tanpa ke mall. Persiapan dimulai dari lari-lari di GBK sepulang kantor dan beberapa hari sebelum race. Karena 3 hari sebelum race mestinya kita sudah istirahat. Seminggu sebelumnya 78 K bersama Bike Friday yang sempat beberapa kali kram.


GBK malam itu angin kenceng banget dan karena nemenin Istri jadinya saya ga lari, tapi jalan 8 putaran aja, sambil ritual wajib yaitu poto-poto.. sempet juga ketemu guguk lucu..


Sepulang dari situ perut mules dan makanan kaya mau keluar semua, waduh persiapan Tahura malah sakit, masa di cancel sih.. besoknya (Rabu, Jan 16 2019) bukan makin baik malah semakin parah, buang-buang air nonstop, yang tadinya kirain bisa sembuh dengan sendirinya malah makin jadi.


Nyerah juga akhirnya check ke dokter, dan ternyata pas perjalanan ke dokter sembuh sendiri, di check dokter dan confirm ini memang penyakit yang menyerang 1x24 jam dan akan membaik sendiri. Dokter juga mengijinkan untuk bisa ikut lari.


Besoknya berangkat ke Bandung dari Gambir, dan ternyata karena jadwal kegiatan rombongan ini kebanyakan tidak ambil cuti maka ada salah satu rombongan yang tertinggal kereta dan akhirnya nyusul dengan Travel. Sampai stasiun Bandung langsung ke Hotel Zodiak yang berada di depan stasiun Bandung. Ini sangat menguntungkan karena bisa langsung istirahat recover sebelum race.


Paginya setelah sarapan kita langsung menuju Tahura Area untuk mengambil Race Pack, karena di hari yang sama juga race untuk Full dan Half Marathon sudah dimulai paginya, ditambah weekend dan kegiatan bersepeda warga Bandung jadi parkirnya susah dan macet menuju ke area, walaupun range waktu yang di berikan panitia cukup panjang yaitu jam 8 am - 8 pm untuk pengambilan racepack. Setelah pengambilan racepack dilanjutkan leyeh-leyeh sesion di Dago Pakar. View nya ok dan cocok banget untuk ngaso. Dan ternyata Maria pesen lyche tea yang mungkin perutnya lagi ga fit, sekarang dia yang mual-mual.. OMG mana besok sudah mesti lari lagi.


Dari Dago Pakar, kita check in untuk istirahat dulu ke Hotel terdekat Tahura, dan kita memilih Wirton Dago dengan perkiraan akan dekat dengan shutle, dan sesuai obrolan dengan petugas parkir di Tahura bahwa mobil-mobil jam 4 am pun sudah ada yang datang, maka untuk menghindarinya kita harus lebih pagi.


Setelah istirahat, kita nyari makan, makan malam akhirnya di pilih yang dekat dengan Hotel yaitu Kapulaga Indonesian Bistro . 


Tempatnya keren dan banyak spot poto yang bagus. Makanannya enak dengan harga yang wajar. Wedang-nya enak dan pelayannya juga cepat. Setelah makan ternyata Maria masih mual dan tidak bisa makan banyak. Kembali ke Hotel, jam 1 am badannya panas serta muntah-muntah.. waduh fix ga bisa ikut lari ini, saya juga bingung yakali lari ninggalin istri sakit dan saya juga ga fit banget. Akhirnya tiba saatnya, jam 4 am mesti berangkat dan Maria masih sakit. Sudah beres semua pas mau berangkat tiba-tiba dia bangun dan mau ikut. Ya udah saya tungguin dan pastikan apa bener bisa ikut dan setelah saya semangatin akhirnya dia bisa dan berangkat.


Sampai di TKP, mungkin kita Family Team pertama yang sampe, sekitar jam 4:30 am, masih sepi sedangkan race 17k mulai jam 6:45, 10K jam 07:00, Family jam 07:15. Jadi otomatis nunggu sekitar 2 jam di venue. Tapi kabar baiknya adalah Maria enjoy the event!


Masih sempat poto-poto dulu malahan sambil nunggu start. Ada sesi senam SKJ dan tari-tarian daerah juga, bahkan masih ada yang baru ambil racepack. Ga terasa sudah saatnya start dan saya mengambil posisi di garis start dan memulai lari dengan slow, karena memang tujuan saya bukan untuk race tapi wisata olahraga sehat dengan bonus pemandangan alam. 

Dan mungkin runners pada bingung liat OOTD saya yang minimalis dan banyak yang belum familiar dengan Luna Sandals. Masih terasa aneh ada orang lari dan lari lintas alam dengan sandal?? Venue di penuhin dengan peserta dengan sepatu trail Hoka One One. Sepatu yang lagi hits, dan saya pun bawa Hoka One One Challenger ATR 4 yang sudah punah di toko karena sudah ada yang ATR 5. Akhirnya saya memutuskan memakai Luna Mono 2.0 setelah check malamnya tidak hujan dan memang ini minimalist Run Free dengan luna.


Jalanan dimulai dari areal Tahura ke arah Dago Pakar, dan belok kanan masuk masih mengikuti jalan kendaraan firm ground, tapi tanjakannya lumayan juga walau firm ground.


Setelah beberapa lama mulai memasuki jalur setapak tanah. Ini juga kenapa suka trail run, karena ga harus lari berdampingan dengan kendaraan bermotor berpolusi, udaranya masih segar.


Walau tidak hujan ternyata setengah track adalah jalan setapak tanah merah yang becek, sekali lagi Luna bikin kejutan, walau di track tanah merah licin pun, dia tidak slip. Dan saya juga bisa berlari dengan lebih ringan di soft maupun firm ground dengan sendal ini. Ditambah pemandangan yang berasa ikut memberi power, semakin ke dalam hutan makin happy. 


Setelah keluar, masuk ke track tahura yang dibuka umum, disinilah bertemu dengan pengunjung tahura dan banyak MTB yang sliweran sebenarnya ini emang bagian dari race dan kadang mengurange pace lari.


Masuk finish dengan net time 2:26:37. Lumayan masih dibawah Cut Off Time (COT). Dan langsung bisa ngambil snack yang vegan pastinya. Setelah itu menukarkan gelang dari check point dengan medali.


Senang bisa menyelesaikan race dibawah COT mengingat banyak banget kendala diawal, dari yang sakit, ada ketinggalan kereta, istri yang tiba-tiba sakit, tapi semuanya bisa dilalui dengan baik.


Salut banget buat my Family yang jarang lari tapi bisa finish dengan baik semuanya dibawah COT. Dan juga terima kasih untuk panitia Trail Run Tahura yang sudah organized acara dengan keren dan tidak ngaret. Juga photo-photo dari galeri nya keren karena tidak semua peserta bawa team yang bisa mengambil photo. Juga untuk OurStori.es photographer handal yang candid runner peserta Trail Run Tahura di semua kelas dari FM, HM, 17Km, 10km, dan Family Run, hasil photonya juga maksimal banget.





Thanks banget buat Tante gw yang sudah arrange semuanya, dan support sampe ini semua bisa berjalan dan organize dengan baik. Dan buat "man of the match" Eki sepupu gw yang udah nyetir dari Jakarta ke Bandung dan nganterin bolak balik dari hotel, makan, venue tanpa ngeluh. Juga buat 2 team, team 33 dan 53, Mbak YK, Mz James, Ega, Yane dan istri gw yang bisa race dalam keadaan yang tidak fit.. kalian semua keren. Sampai jumpa di trail run selanjutnya.. Alutacontinua!!!


Gowes Awal Tahun

Gowes awal tahun ini Jan 5th 2019 sekalian nyobain DZR flat pedal.. dengan  route Bintaro Sektor 9 ke Bojong Depok Baru Bogor.. Dari arah Jombang ke Stasiun Sudimara terus menuju Pamulang


Selepas stasiun Sudimara nemu kampanye PSI dengan nama calon yang membuat saya merasa harus mengambil gambar, nama calonnya adalah Mikhail Gorbachev Dom dengan sederetan gelar-nya. Gorbachev untuk generasi sekarang mungkin kurang familiar, tetapi bagi anak 90an, Gorbachev adalah pemimpin Uni Soviet pada tahun 1985 hingga Uni Soviet bubar pada tahun 1991. Dia juga berperan besar untuk berakhirnya perang dingin dengan US. 


Jalur Pamulang ke arah Bojong saya pakai penunjuk Google Map dan ternyata jalan setapak yang diarahkan sangat ama tidak bersahabat dengan folding bike karena tanjakan ajiegile yang masuk kategori sadis. Tapi untuk sepeda MTB mestinya bisa. Dan disinilah saya menemukan kelebihan DZR dibanding dengan sepatu flat pedal yang lain. Pada saat tanjakan maupun turunan sol-nya "gigit" banget ke pedal sehinga bisa membantu gowes dan tidak licin saat turunan.


Sampai di staisun Bojong Gede, saya ambil jalur lewat Gaperi I atau Bojong Depok Baru 1 karena bisa melewati jembatan gantung yang wajib untuk difoto selain karena Instagramable juga jalur ini banyak pohon dan tidak ramai kendaraan bermotor.


Sampai di check point, rumah di BDB II, ternyata Kabul dan Dede lagi mau mandi.. Kabul dan Dede adalah anabul di rumah. Dogo yang supercute.. Setelah istirahat sebentar isi air minum, lanjut balik.


Balik kali ini tidak lewat parung/pamulang/ciputat, melainkan via Bojong-Citayam-Cinere-Lebak Bulus-Deplu-Bintaro.. jalur normal tidak banyak tanjakan tapi karena sudah siang so panas banget.. setelah beberapa kali keram pada saat Bintaro-Bogor, ternyata pas di tanjakan Deplu sama sekali tidak keram dan bisa di sikat dengan baik.

Istirahat sekali di dekat Bintaro Plaza, dan langsung balik, total jarak tempuh 78 Km, dengan waktu 6 jam. Padahal niat awalnya nyari 100 km, ternyata kurang. Ok, nanti dijadwalin untuk nyari 100 Km lagi.. DZR high recommended untuk flat pedal dan bisa di pakai kasual ke mall, dan Bike Friday Pocket Expedition series (sudah punah frame BF ini) masih bisa diajak jalan jauh dengan jalur yang gak biasa dan mungkin susah untuk dilewati folding bike.

Tuesday, January 22, 2019

DZR Shift Grey

Setelah sebelumnya saya bahas tentang Order via USPS , nah sekarang orderannya di bahas.. di site resminya dia gak di bahas apakah sepatu ini vegan apa bukan, cuman kalau di liat containnya secara langsung nampaknya materialnya gak ada yang hewani, walaupun mungkin secara detail ada, contohnya glue (lem) atau sol nya. So saya gak confirm ini vegan shoes.


Box-nya sudah pernah melalui pemeriksaan custom karena memang itu sudah tugas mereka memastikan secara dokumen maupun material tidak ada pelanggaran hukum.


Box-nya sendiri dikemas oleh DZR dengan rapih dan keren.















"One of the most prolific artists of his time, Phil Guy incorporates 60s and 70s weirdness in his logos, covers and iconic designs. His art can be found on skate decks, motorcycles, T-shirts and any number of posters all with that ting of classic heavy metal influences and the sick and twisted cartoons of the 90’s." mtbr.com



Salah satu kenapa pilih ini, karena suka dengan art nya Burrito Breath. Karya-nya bisa di check di Someguydesign dan cocok untuk bike friday saya yang pakai flat pedal, design sole nya juga membantu banget untuk grip flat pedal sehingga ga akan slip dan membantu saat pedaling..