Thursday, December 14, 2017

Lembah Ramma

Masih fresh reuni 20 tahun Esemanoltiga Makassar tiba-tiba group whatsapp #throwbackthursday berbagi kenangan dan ada yg upload pics wisata.. wisata?.. ya wisata karena waktu itu naik gunung dengan teman-teman yang menurut sebagian orang gak akan percaya kalau dia naik gunung.. Wisata kali ini ke Lembah Ramma...

Walaupun sudah berpuluh tahun yang lalu tapi trip ini masih sangat jelas di dalam kepala.. it's not about destination, it's about the journey! Setelah semua berkumpul di rumah (kebetulan rumah sering jadi tempat ngumpul), langsung berangkat menuju Malino, Kabupaten Gowa. Tapi setelah sampai di terminal atau lebih tepatnya pertigaan menuju Malino ternyata lupa bawa film atau isi Tustel. Kita nyari di sekitaran terminal, nah di depan toko cetak photo itu ada mobil Polisi lagi parkir, muncul ide spontan untuk ber-pose layaknya Penjahat Kambuhan yang tercydux Polisi, tapi jadinya malah kaya maling jemuran gini....


Setelah 3-4 jam dari Gowa ke Malino dan dilanjutkan ke kaki Gunung Bawakaraeng yang bernama Lembanna. Dusun Lembanna ini dusun berpemukim terdekat dengan Ramma dan merupakan base camp bagi para pendaki yang akan ke Gunung Bawakaraeng. Setiap kepala keluarga di Lembanna seakan jadi bapak/ibu angkat bagi para pendaki, dan mereka tidak meminta imbalan apapun. Biasanya untuk menginap disini para pendaki seringkali hanya memberi pakaian bekas layak pakai atau mie instant dan sembako. Salah satu tokoh di Lembanna adalah Alm. Tata Rasyid, beliau seringkali membantu team SAR apabila ada musibah yang menimpa pendaki.


Jalur Lembanna - Ramma kala itu masih tertutup rapat dan belum banyak yang kesana, selain penduduk lokal yang menggembalakan ternaknya. Jalur ini terhitung tidak terlalu sulit karena banyak ditemui lintasan air sehingga bisa minum dan bahkan mandi di banyak spot perjalanan.


Tapi tidak terlalu sulit di alam ya tetap saja banyak energi yang di butuhkan. Mungkin bagi saya dan beberapa teman tempat ini bukan yang pertama, karena saya dulunya di lantik menjadi anggota Cialestig (Cinta Alam Lestari Sma Tiga) di tempat ini. Dan sesudah itupun beberapa kali membawa adik kelas untuk di lantik dan bahkan pernah ke tempat ini berdua saja karena salah informasi. Informasi yang di didapat adalah lokasi diksar (pendidikan dasar) pecinta alam di salah satu sma negeri fav di kawasan Baji Gau katanya di Ramma, nah teman saya ini langsung ngajak kesini dan ternyata diksar nya di Kabupaten Maros.. awesome!


Tapi mendaki dengan teman-teman nongkrong yang pakakala selalu FUN and masuk ke dalam kategori must try. Banyak hal lucu dan tidak terduga. Ada yang karena pake jeans tebal dan basah jadi ribet yang pada akhirnya buka celana dan cuman pake CD doang, LOL! Tidak ada koneksi internet, tidak ada smartphone, dan offline adalah the new luxury.. semuanya nyata!


Setelah sampe di puncak sebelum turun ke Lembah Ramma, kita sempat ber-photo bersama dengan penduduk lokal yang sedang mengembalakan ternaknya.. dan karena cuaca yang dingin jadi sudah ga terlalu banyak gaya.. secara sudah capek juga kali ya.


Setelah sampe di Ramma dan menemukan spot terbaik, kita semua mendirikan tenda dan.. setel music mamen.. woyoooo.. dan.. dari CD PLAYER! Pada masa itu tape yang bisa memainkan cakram padat itu mewah! Meeennnnnn bawa cd player.. LOL..


Mandi telanjang, masak nasi dan lauk pauk lain serta daging babi padahal banyak yg tidak makan babi. Mie Instan sebagai bintang tamunya.. alhasil semua kentut baunya sama.. aroma Mie Instan.. perang kentut di tenda!!. Dan siapa yg bangun pagi ngambil tempat makan kaleng dingin di luar tenda dan di masukin ke dalam baju teman yang lagi bobo... sumpah kalian semua gak akan mau merasakan nikmatnya bobo pagi terganggu benda dingin padat tiba-tiba ada di perut kalian... WTF.. hahahahaha...

Sebenarnya masih banyak candid photo yang tidak tercetak karena mungkin malu sama mbak-mbak yang nyetak foto dan selain itu akan menjatuhkan wibawa apabila tersebar pada saat salah satu dari kalian ada yang akan ikut pilpres.. jangan di bayangin pake digicam atau camera action dengan multi filtering dan bisa disimpan di cloud, google drive atau dropbox dan akan awet.. kali ini masih pake film.. dan pake Kamera Tustel. Tapi saya kangen banget masa-masa ini...


Setelah seharian di lembah ini, waktunya pulang.. semua pulang dengan kenangan masing-masing di kepala, mungkin pada saat itu kapok sih.. capek, tidur kedinginan dengan alas seadanya, makanan seadanya, tapi begitu sampe rumah semua potongan kejadian yang tersimpan di kepala flashback berjalan mundur dan menyisakan potongan film yang akan tersimpan sampai kita jadi debu nantinya..


Sesampainya di Gowa, ternyata ada undangan Ulang Tahun dari salah satu teman. Dan dengan keadaan yang anak gunung banget langsung meluncur ke TKP.  Kebayang kan kerusuhan part II?? Individu pelahap indomie yang disiksa aroma kentut yang sama dalam beberapa hari di belakang ketemu makanan ulang tahun. Hell yeahhh! LOL!

Dan cerita ini tidak berhenti disini.. Sampai di rumah seminggu kemudian muncul lah kisah wisata ini di majalah dinding SMAGA edisi Cialestig wisata... Dan adik kelas dan teman-teman semua melihat poto-poto tanpa sensor di atas.. hahahahahaha.. edisi mading paling heboh di masanya... kangen kalian semua.. Alm. Appank, Alex, Ciko, Hendri, Nhoa, Raden, Speed (Ichwan, adik kelas), UU, Umink (Smada).

Bagi teman-teman pembaca yang belum pernah ke Ramma dan mau ke Ramma bisa check location di sini via google map.

NB: Tulisan ini di dedikasikan untuk teman kami Alm. M Arfan (Appang) yang sudah duluan. Semoga engkau damai diatas sana.

Friday, December 08, 2017

20 Years Still Strong..


"Your college Friends know who you are"
but...
"Your highschool Friends know WHY."


Quotes diatas ini selalu bikin senyum karena ingat kelakuan highschool.. yah mungkin teman kuliah tau plush dan minus nya kelakuan kita.. tapi teman sma tau kenapa sampe begitu.. wah terlalu panjang dan ga mau larut dalam sentimentalism masa smu di Riot City Punk.. Makassar!

Ada beberapa yang sudah "duluan" dan banyak juga yang sudah jadi orang (dulunya dare kah?).. Terima kasih juga kepada teknologi dan the power of sosmed yang bisa membuat yang jauh menjadi dekat tanpa membuat yang dekat menjadi jauh. Walau banyak negatif vibe gara-gara pilkada dan pilpres kemarin tapi thanks GOD teman sma bisa santai dan ga banyak terpengaruh dengan hal yang ga penting (menurut saya) dan tetap solid (sekali lagi ini juga menurut saya).

Ah terlalu banyak bicara di intro.. silangsungang mi di? Kawan alumni EsemaNolTiga Makassar kemarin buat acara reuni sekalian jalan santai dan dibagi berdasarkan angkatan dan bisa di bedakan melalui jersey.. Untuk detail acara di Makassar bisa dipantau di Blogspot EseMaNolTiga 97 Makassar. Untuk alumni yang berada di Jakarta bikin jersey angakatan.. bukan terpecah belah tetapi untuk acara ngumpul di Jakarta juga bagi yang belum bisa pulang hadir untuk reuni.. Untuk team Jakarta yang walaupun ga sampe 20 orang (data via whatsapp group member) tapi untuk mengumpulin orang-orangnya susah banget.. di tunjang macet without a pause! Tapi akhirnya terkumpul 12 biji atau 6 cowo yang berjanji bertemu di tempat yang katanya the perfect place to eat, drink, and catch the hottest live music.. Hard Rock Cafe.. nongkrong tanpa aroma alkohol dan bisa ngobrol tanpa suara bising (ternyata ada space di luar so ga brisik dengan live music) ketawa ketiwi (calla' mi seng!) mulai dari drift sampe ke.. ah sudah lah ya.. 


Acara yang di Makassar juga tidak kalah seru-nya, walau ga bisa hadir secara fisik tetapi dari pics nya bisa speak louder than bomb! Ahh i miss all ya boys n gals.. Semoga yang hadir bisa saling berbagi energi positif dan bisa pulang tanpa ribut di rumah lah ya (no mention!!!). Dan ternyata IKA SMAGA Makassar ada Mars nya juga.. 


Kalau buat saya sih penggalan lirik dari Booze and Glory yang judulnya  I Hope You Still Remember bisa menerjemahkan isi kepala saya tentang teman sma dan kehidupan sma ke dalam not lagu dan lirik .. Semoga tetap kompak kawans dan sampai jumpa di event selanjutnya.. tetap berjejaring.. 2017 telah memberikan yang terbaik.. langkahkan tanpa ragu untuk 2018.. Semesta bersamamu..


But I hope you still remember those crazy good old days
When we all stood together side by side
And I hope you still remember us - your silly good old mates
Who got you in trouble all the time...

Thursday, November 16, 2017

Pekalongan Trip


Salah satu hal terberat kalau mau trip adalah kesejahteraan my lovely doggy si Ocis The Pug dan Noni The Beagle.. jadi supaya pasti dan ada yang ngurusin ya di titip di tempat yang layak. Kalau mereka berdua biasanya di Klinik Rajanti. Pagi itu di jemput sama Pak Yosep dari Rajanti dan selalu sad liat tampang mereka berdua kalau mau dititipin.


Setelah perjalanan dengan kereta selama 4 jam, sampai juga di Pekalongan dengan disambut hujan gerimis. Dari stasiun langsung ke The Hotel Sidji Pekalongan. Hotel ink designnya unik karena lebih nampak seperti rumahan gaya kolonial dengan banyak sudut yang "instagramable" banget..


Setelah beristirahat, paginya langsung siap-siap untuk trip dan ternyata ruang makan di Hotel ini juga tertata rapih dan juga banyak sudut yang bisa untuk foto.


Sekitar jam 8 kita jalan dan langsung ke daerah sentra pembuatan batu bata di Desa Kalibeluk, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.




Pembuatan batu bata yang masih tergolong konvesional ini bisa menghasilkan sekitar 5000 batu bata per hari dengan harga sekitar 500 rupiah dan di jual lagi di pasar seharga 800 rupiah.

Setelah itu kami menuju ke tempat pembuatan serabi. Kalibeluk terkenal juga dengan serabi nya. Menurut penduduk sekitar Serabi adalah makan para raja di jaman kerajaan kuno yang bernama Mahasin, saya belum menemukan literatur mengenai ini.




Serabi juga dibuat tanpa kandungan hewani dan bisa di golongkan ke dalam vegan food juga. Untuk lebih jauh tentang Serabi Kalibeluk bisa di baca di sini : Sejarah Serabi Kalibeluk.


Setelah itu kita melanjutkan perjalanan ke Musium Batik. Tapi ternyata musiumnya baru di buka siang hari setelah jam makan siang. Jadi di lanjutkan untuk mengelilingi daerah sekitar musium batik yang ternyata banyak gedung tua bersejarah.

Salah satunya adalah tugu dengan tulisan "MYLPAAL". Tugu ini ternyata adalah titik tengah pulau Jawa dan belum banyak yang tahu tentang ini. Lebih jauh tentang MYLPAAL ini bisa di baca di sini : Tugu Mylpaal Pekalongan


Gedung pertama yaitu Gedung Bakorwil Pekalongan. Ini dulunya adalah Rumah Jabatan Residen Pekalongan yang di bangun pada tahun 1850.


Kantor Pos Besar Kota Pekalongan ini di bangun pada tahun 1756. Kegiatan kantor Pos besar ini mencakup karisidenan Pekalongan (Batang, Pemalang, etc.). Design nya juga kurang lebi sama dengan kantor Pos besar lainnya di Pulau Jawa yang mendukung para pedagang di Pulau Jawa.


Di sekitar daerah itu ada dua gereja yaitu Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan Gereja Kristen Indonesia (GKI). Di daerah seputaran ini juga terkenal dengan budaya ARJATI atau Arab Jawa Tionghoa yang membaur dan merambah ke segala sisi kehidupan. 


Es Dawet Tape Mba Ndari


Fort Peccalongan

Sempat juga mengambil gambar di sisa Benteng Pekalongan atau Fort Peccalongan di depan Pabrik Limun. Benteng ini sekarang berfungsi sebagai rumah tahanan.

Selanjutnya mengunjungi Pabrik Limun Oriental. Limun ini pada mulanya di buat oleh keluarga Nyo Giok Lin di Kedungwuni dan dijual dari rumah ke rumah. Karena banyak peminat maka di dirikan Pabrik di daerah kampung Bugisan (pabrik yang sekarang ini). 



Alat untuk tutup botol limun yang masih digunakan dengan baik hingga saat ini. 


Ini adalah Krat Botol limun dari tahun pertama. Sebenarnya limun ini sudah ada sebelum CocaCola jadi bisa dibilang termasuk pioneer dalam dunia Softdrink juga. 


Pabrik limun Oriental yang sekarang ini sudah masuk ke generasi ketiga. Pembuatan merknya sekitar tahun 1923 dan logo nya di design sendiri oleh empunya.



Selain limunn, perusahaan ini juga pernah memproduksi Kopi dan Rokok cap Della, tetapi usaha rokok berhenti pada tahun 1956. Pada tahun 1979 juga memproduksi teh Oriental dalam kemasan botol yang hingga kini masih di produksi. Untuk lebih jauhnya bisa di baca di sini : Limun Oriental Softdrink Jadoel dari Pekalongan

Setelah itu kita melanjutkan perjalanan ke Museum Batik. Museum Batik ini berperan penting dalam proses pengakuan Unesco untuk Batik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda. Pada saat itu muncul permasalahan dengan negeri tetangga sebagai siapa sebenernya yang pertama pembuat dan berbudaya batik. Setelah melalui proses dan terbukti bahwa memang Indonesia lebih dulu membatik.

Pindang Tetel Botok




Selanjutnya kita meneruskan ke Wisata Taman Mangrove Pekalongan. Taman Mangrove ini terletak di Kelurahan Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara. 


Pekalongan Mangrove Park juga berfungsi sebagai ekowisata selain sebagai kawasan konservasi mangrove. Di kawasan ini jajaran pohon bakau yang membentuk lorong menjadikan joke/mitos dengan sebutan Lorong Cinta yang konon apabila melewati lorong tersebut dengan niat akan menyatakan cinta kepada seseorang akan kejadian.

Lorong Cinta



Di tempat ini juga disediakan Perahu untuk berkeliling di area Mangrove dengan biaya sekitar 10K-15K IDR/orang. Di area ini juga di sediakan semacam tempat untuk berjalan kaki menikmati sunset.



Setelah dari Konservasi Mangrove selanjutnya kami menuju ke Klenteng Pho An Thian. Pho An Thian sendiri mempunyai arti kurang lebih "Istana Mustika Keselamatan" yang mengandung makna sebagai tempat ibadah yang memberikan pelindungan dan keselamatan bagi umatnya. Di perkirakan klenteng ini berdiri pada tahun 1882.


Selanjutnya kita meneruskan perjalanan ke tempat ngopi. Kopi khas pekalongan yang di sebut Kopi Tahlil, di sebut kopi tahlil karena sering di sajikan pada saat Tahlil-an. Dan ini adalah hasil budaya dari Arab dan Jawa. Pada mulanya Pedagang Arab membuat campuran rempah di dalam kopi dan sering di sajikan pada saat tahlilan. Rempah yang di pakai dalam pembuatan kopi tahlil antara lain adalah Jahe, Kapulaga, Cengkeh, Kayu Manis, Pandan, batang serai dan Pala.


Kami menikmati Kopi Tahlil di kedai kopi depan gedung PPIP. Harga kopi Tahil sekitar 3500 rupiah dan di tambah 3500 lagi apabila di campur susu, di hidangkan bersama gorengan dan ketan yg di campur dengan gula merah cair.


Setelah menikmati kopi tahlil yang mantab di emperan (lebih terasa "ngopi" nya) kita balik menuju hotel untuk istirahat dan persiapan besok menuju rumah pohon.


Pagi-pagi setelah sarapan kita langsung menuju Rumah Pohon Desa Tombo. Perjalanan sekitar 1 jam dan begitu sampai kita trekking sedikit menuju air sungai kecil.



Dari arah sungai kecil di bawah kami melanjutkan untuk ke area rumah pohon. Trekking ringan sekitar 30 menit sampai ke titik puncak rumah pohon.


Trek yang tidak terlalu berat sehingga bisa di capai oleh siapa saja, hal ini yang kadang menyebabkan susahnya mengontrol tamu sehingga kadang ada tangan jahil untuk vandals dan buang sampah sembarangan.


Leave Nothing But Footprints

Take Nothing But Pictures

Kill Nothing But Time


Setelah dari rumah pohon perjalanan di lanjutkan untuk ngopi di Tombo Coffee. ARC (Asaluz Realty Center) Tombo Coffee, salah satu potensi usaha dari sektor pertanian yang dikembangkan BUMDes Tombo Makmur.


Kualitas kopi yang dihasilkan di Desa Tombo terbagi menjadi 3 jenis yaitu kualitas Arabika, Excelsa, dan Robusta. Ketiganya memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya Arabika memiliki rasa yang lebih kuat (asam) dibandingkan dengan Excelsa dan Robusta.



Setelah dari Tombo Coffee kita makan siang dan pilihannya adalah Warung Makan "Mba Dur" yang khas dengan Garang Asem dan Tauto Khas Pekalongan.


Setelah makan siang selanjutnya kita berkunjung ke daerah pengrajin batik. Dan melihat batik dan mesin tenun.Di tempat ini juga menggunakan bahan dasar dari daur ulang.


Batik Cap adalah salah satu jenis hasil proses produksi batik yang menggunakan canting cap. Canting cap yang dimaksud di sini mirip seperti stempel, hanya bahannya terbuat dari tembaga dan dimensinya lebih besar, rata-rata berukuran 20cm X 20cm.


Setelah dari lokasi batik dan masih ada sisa waktu kita kembali ke depan Museum Batik untuk photo-photo di tulisan batik yang kemarinnya belum sempat untuk photo2.


Setelah itu makan dan menuju stasiun untuk balik ke Jakarta. 


Sebenarnya masih banyak lagi tempat wisata di Pekalongan dan bisa di check di web ini : Cinta Pekalongan . Wisata alam dan gedung tua lainnya. Dalam trip ini juga sempat (selalu) nyobain running trail ringan dan makin love sama minimalist barefoot sandals Bedrock. Udah nyobain mulai dari sandal jepit sampe Boreal dengan vibram sole mountain shoes, tapi ini the best sih karena se tahan airnya sepatu gunung pasti akan basah dan males banget untuk nunggu keringnya. 



Terima kasih untuk Mas Wahyu Nugroho, Mas Abdurrakhman, dan Mas Tyas yang jago banget untuk sejarah kota Pekalongan dan Juara bertahan untuk sejarah Pekalongan. 

Dari Kiri ke Kanan: Mas Tyas, Mas Abdurrakhman dan Mas Wahyu Nugroho. Bagi yang berminat dengan trip Pekalongan bisa hubungi mereka di:

#Dolan Pekalongan : +62 856-4112-3595
#Wahyu Nugroho (Pekalongan Tour) : +62 856-4251-7155

Puisi Dari Mas Wahyu