Monday, December 08, 2008

Selamat Hari Raya Idul Adha

Selamat Hari Raya Idul Adha buat kawan2 semua yang merayakannya, walaupun saya tidak merayakannya tetapi banyak keluarga yang merayakannya so aura lebaran haji masih kental terasa di lingkungan tempat tinggal saya dan di keluarga saya. Hari raya qurban ini pernah menjadi pro-kontra di dalam sciene vegan militant sampai sekarang... dan pada suatu waktu saya mampir ke divansemesta.blogspot.com, and ada suatu essay yg sangat menarik (bagi saya) untuk berpikir tentang vegan dan qurban... judulnya saja sangat unik "vegan vs winnetou".. saya minta ijin untuk copy-paste tulisan itu untuk di share bagi sesama penikmat blog. Selamat Menikmati and salut buat divan.


VEGAN VS WINNETOU


Hari raya kurban? Siapa yang mau berkurban? Manusia? Bukan! Kambinglah yang berkurban. Manusia hanya mengkurbankan uang, sedangkan kambing mengkurbankan nyawanya untuk kita. Lebih hebat mana, mengkurbankan uang atau nyawa?

Mengkurbankan berarti merelakan sesuatu secara ikhlas. Jika manusia mengurbankan uang dan kita tanya mengenai keikhlasannya, mereka pasti mengatakan ikhlas. Tapi pernahkah kita bertanya, apa kambing benar-benar rela lehernya di gorok? Masak? Rela? Belum tentu!

Kita tidak mengetahui bahasa mereka. Jangan-jangan sebelum digorok, sebelum darah yang muncrat itu amblas ke bumi, kambing meringis-ringis memohon-mohon pada tukang jagal supaya dikasihani. Saya yakin mereka berbicara, hanya, karena bahasa berbeda dan --karena kita-- tidak mau mengerti bahasa mereka, maka dengan semena-mena kita melakukan penjagalan atas nama Tuhan. Atas nama hari raya kurban!

Seandainya alien menjadikan gurun Nevada sebagai base camp dan menjadikan pengendara-pengendara mobil di Amerika sebagai santap siang mereka. --karena, si pengendara (manusia) tidak mampu membahasakan (bahwa mereka tidak ingin dimakan). Maka, sah-sah saja alien memakan kita. Sebab, kita pun melakukan hal yang sama pada kambing saat hari raya Idul Adha tiba. Begitulah.

Sehari kemudian, sebuah selebaran berwarna hijau saya temukan. Selebaran itu mengajukan protes terhadap keterancaman eksistensi binatang. Isinya hampir sepenuhnya sama dengan yang saya fikirkan pada saat hari raya qurban tiba. Bedanya, mereka selaku komunitas vegetarian mencaci maki kita selaku pemakan daging sedangkan saya tidak (waktu itu saya cuma berfikir saja).

Hati temen-temen vegan memang lembut dalam pandangan saya. Bayangkan, ketika kebanyakan orang memikirkan diri sendiri sebagai manusia (antroposentris) mereka tidak. Kaum Vegan biasa melakukan advokasi terhadap jutaan binatang untuk melindungi eksistensinya. Mereka melakukan demonstrasi saat ribuan tikus putih dijadikan percobaan bagi perusahaan kosmetika. Mereka merangsek pemerintah negara-negara maju, membuat draft hukum, mengenai perlindungan hewan.

Melihat perjuangan teman-teman kita itu, saya berani memaksa seluruh nenek moyang dan keturunan kita, untuk mengacungkan keempat jempolnya. (Hiperbolis!).

Komunitas vegan atau vegetarian dalam pandangan saya adalah salah satu komunitas yang tubuhnya paling bersih diantara komunitas-komunitas lain yang pernah saya ketemui. Mereka tidak minum bir, tidak merokok, ngeganja, nyipet dan beberapa diantaranya tidak berhubungan seks atau setidaknya melakukan seks after mariage. Hal seperti inilah yang –konon—membuat wajah orang-orang vegetarian terlihat lembut dan cemerlang. Kehidupan vegan yang bersih inilah menyebabkan komunitas lain, menyebut gaya hidup mereka sebagai gaya hidup positif1).

Seperti banyaknya madzhab dalam berbagai macam filsafat, vegetarian pun memiliki beragam cabang dalam mengaplikasikan ajarannya. Tidak sepenuhnya vegetarian tidak memakan daging. Di komunitas vegetarian ada beberapa ”pemisahan”, yakni kalangan vegan yang tidak memakan daging merah (kambing, sapi) tetapi memakan daging putih (ikan); ada pula yang mengganti protein tubuhnya hanya dengan susu dan telur; dan ada pula vegetarian radikal yang tidak mau memakan binatang serta produk yang dikeluarkannya3). Untuk madzhab yang terakhir ini, kalau kamu menawarkan permen susu sapi dari Pangalengan atau menjual sweater berbahan wol, sudah dapat dipastikan mereka akan menolaknya (terlebih, jika pakaian yang kita tawarkan terbuat dari kulit binatang yang kita biakan kemudian sengaja kita bunuh --hanya--untuk mempergaya diri).

Jika kita menelisik sejarahnya, sebenarnya gaya hidup orang-orang vegan bisa dikatakan yang paling buncit dalam menjalani hidup positif semacam ini. Sebelum komunitas vegan muncul, gaya hidup positif sudah dijalani oleh rahib-rahib agama Hindu dan Budha. Tak heran jika banyak orang mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh orang-orang vegan merupakan lanjutan dari gaya hidup rahib-rahib agama yang muncul pertama kali di India. Bisa saja orang memukul rata yang demikian, namun jika melihat jauh lebih dalam, mengenai perbedaan diantara kedua way of life yang dianut orang vegan dan rahib-rahib Hindu atau Budha, maka perbedaan itu cukup kentara. Jika rahib-rahib tidak memakan daging karena mempercayai filosofi daur ulang kehidupan (reinkarnasi2), orang-orang Vegan tidak, mereka menganggap gaya hidup positif sebagai sebuah way of life yang bertujuan untuk menyelamatkan bumi (memperpanjang dan menjaga keseimbangan planet ini)

Saya akui filosofi way of life kaum vegan cukup keren? Tapi, meski komunitas vegan itu saya hormati, kadang saya kesal kalau ingat kemunculan selebaran hijau komunitas vegetarian ekstrim4) yang memaki-maki penggemar daging di seluruh dunia.

Huh! Pokoknya siapa yang menambur peperangan haruslah dibalas dengan peperangan pula! Biar Ghandi mengatakan mata dibalas mata bakal membuat dunia menjadi buta! saya tidak peduli! Mata harus dibalas mata! Kapak peperangan yang sudah lama dipendam harus digali kembali!

Wahai kaumku, mereka, kaum Vegan telah melecehkan pemakan daging seluruh dunia! Mereka telah menghinadinakan bangsa pemakan bison terkemuka. Wahai saudaraku, disini di atas bukit ini, Winetou berdiri sambil berkata pada seluruh prajurit Apache yang ada di bawah lindungan Manitou. Catlah muka kalian dengan riasan perang! Tambur gendang peperangan dan asah kembali ujung mata panah dan tomahawk, karena perang besar ini merupakan satu-satunya cara agar mereka menjadi pelayan kita di padang perburuan abadi!

Semuanya! Jangan menjadi coyote! Semuanya! Tidak ada seorang pun prajurit yang tidak ikut jika Winnetou memanggil! Semuanya! tak ada seorang pun prajurit Apache yang mau tinggal di wigwamnya5) jika pemimpin tertinggi bangsa Apache ini menabuhkan genderang peperangan!6)
He…he..he..saya terlalu berlebihan rupanya.

Taushiyah dari Aa Win (A.A. Winetou)
temennya Aa Gym untuk kaum Vegan

Kawan, seperti halnya meyakini agama, menjadi vegan merupakan sebuah pilihan. Silahkan memilih tapi tolong jangan menjelek-jelekan kami! Jangan terus menerus menjelek-jelekan Aa yang suka banget makan daging. Jika kalian kaum Vegan masih ingin mencela, memperburuk keindahan persaudaraan yang ingin Aa Win bangun, silahkan!, tapi setelah kalian bisa menjawab pertanyaan Aa Win!

“Pertanyaannya apa A?”

“Kalau temen-temen merasa kasihan pada binatang dan mengatakan, bahwa apa yang Aa Win lakukan ketika memakan daging, adalah tindak kejahatan, apakah bukan kejahatan pula, ketika kalian ikut-ikutan mengambil jatah makanan binatang berupa tetumbuhan? Itukan perampokan?

”Nggak ah A’. Seperti halnya keberadaan rezeki yang bertebaran dimuka bumi, dimakannya sayuran oleh kita, tidak akan membuat binatang kehilangan jatah makanan untuk hidup. Demikianlah.”

Lalu Aa Win geleng-geleng kepala, ”Walah pinter juga. Oke-oke lumayan sip, okeh dobreh, tapi nanti dulu. Terus terang Aa Win belum terpuaskan!”

”Ah ada-ada saja Aa Win ini. Saya kan bukan pemuas kebutuhan Aa”.

”Ya ampun bandoooo!!! jijay dech kamu! Seurius band dong!”

”Jangan keterusan A’. Coba apa Aa bilang apa yang belum puas?”

”Yang belum puas tuh begini. Nah, sewaktu teman-teman membuat buletin dan mengatakan bahwa binatang sebenarnya ingin menjalin komunikasi dengan manusia, supaya mereka tidak disembelih, dan kemudian, menjadikannya sebagai landasan justifikasi, lantas apa yang akan kalian makan di dunia ini?”

”Sayuran dan buah.”

Aa Win tersenyum, ”Hm, kalau temen-temen menganggap binatang mampu berkomunikasi dan minta dikasihani sebelum disembelih, kenapa teman-teman tidak menganggap, bahwa sayuran pun ingin berkomunikasi pula sebelum kalian konsumsi? Apa kalian tidak mendengarkan teriakan-teriakan wortel, kentang, jagung dan nanas saat kalian mengkonsumsi salad, cah kangkung atau pepes jantung pisang?

”Ya Tuhan! Kenapa saya tidak berfikir sampai kesana Aa Win?”

”Bentar.” Aa Win tersenyum bijak. ”Biarkan saya menyelesaikan kemenangan ini. Begini, jikalau teman-teman mau konsisten dengan konsep andai-andai ” binatang bisa berbahasa” dan seharusnya sayuran pun juga, maka temen-seharusnya tidak lagi boleh mengkonsumsi sayuran. Lantas mau makan apa? Batu? Bagiman, kalau batu punya jiwa?”

”Ya Tuhan! Aa Win saya bertaubat. Saya menyesal Aa Win. Hik...hik...hik.” Namun, ting! Ada bohlam menyala di kepala, ”Eh, tapi Aa!”

”Aa, tapi! Aa tapi! Tidak ada tapi-tapian! Kenapa kamu masih ngeyel, masih mau mangkir dengan kebenaran yang terkandung di dalam sabda Aa Win yang suci dan agung nian?”

”Bukan begitu Aa Win. Oh Aa, di-izinkankan-kah saya bertanya?”
Karena merasa diatas angin Aa Win menyetujuinya, ”Boleh-boleh! Sekarang kan bukan zamannya orde baru toh? Setiap orang bebas bersuara. Aa Win mengizinkan. Apa yang akan kau katakan?”

”Aa, Kalau saya memisahkan mahluk yang hidup di dunia ini menjadi dua, apa Aa Win setuju?”

”Meskipun tidak tepat-tepat amat, Aa Win setuju saja! Maksud pembicaraannya bagimana ya?”

”Aa Win, di dunia ini ada mahluk hidup dan mahluk mati. Anggaplah mahluk hidup itu: manusia, kuda nil, cecurut atau kambing, dan golongan mahluk mati adalah: sayuran, bebuahan, pepohonan. Maka benarkah pendapat saya, bahwa kami hanya memakan satu mahluk yang mati saja, sedangkan Aa dan teman-teman memakan dua, bukan saja mahluk yang mati tetapi mahluk hidup juga?.”

Aa Win pura—pura bodo, ”Aduh gimana? Gimana? Logika saya sedikit lemah!”

”Begini Aa, jika hal itu benar, bahwa kaum kami hanya memakan satu mahluk saja, berarti dikehidupan dunia ini, kaum kami hanya merugikan satu golongan mahluk saja. Jadi, dipikir pikir kami lebih baik ketimbang Aa Win dan teman-teman.”

Dalam hati Aa Win kepepet, gawat! tapi masih saja pura-pura bertanya, ”Kenapa?”

”Karena Aa Win menyikat dua golongan mahluk hidup!”

”Ah, kaum kalian, kaum vegan juga merugikan!”

”Fair saja Aa Win! Kami memang merugikan! Tapi pola konsumsi kami kalah derajat merugikannya jika dibandingkan dengan perbuatan Aa Win dan teman-teman! Orang Vegan merugikan planet bumi cuma sekali (dengan menyikat mahluk mati) sedangkan Aa dua kali! (menyikat mahluk hidup dan mati)”

Aa Win keremeng-keremeng. Akhirnya pengakuannya di dalam hati ditampakkannya juga,”Kurang asem! Pintar juga kamu!”

”Ia dong! Abiiiiis sering baca essaynya Divan sih!”

”Divan mana?”

”Divan yang ganteng kayak Legolas itu! Divan yang cakep kaya Niki Tirta itu!” Huek!. Muntah semua dah! [Divan Semesta]


--------------------
Oretan di kaki:

1) Seorang mahasiswa IKJ (pematung) minum vodka di hadapan saya dan PYTM. Dia meminta maaf atas kelakuannya, setelah kami menampik provokasi minum-minumannya. Setelah wawancara selesai dia mengeluarkan rokok. Menggeletakannya di atas rerumputan agar kami menghisapnya bersama. Karena kami tidak mengambilnya, nampaknya pematung muda itu penasaran. Dia nanya, ”Nggak ngerokok?” Saya bilang, ”nggak.” Dia tepuk jidat, “oh elu pada positif ya?”. Kami tersenyum.
Kami membiarkan dia menafsiirkan apa adanya. Dan dia pun makin nggak enak. Ia kemudian meminta maaf kembali setelah sebelumnya berkata, ”pantesan ditawarin minum nggak mau!

2) Karena faham reinkarnasi itu mereka mengkhawatirkan kalau binatang yang disajikan di meja makan adalah nenek, kakek, kerabat mereka yang sudah meninggal dunia. Pabila memiliki kepercayaan seperti itu, wajar jika mereka tidak mau memakan tumis kucing, kodok panggang atau kambing asam pedas.

3) Seorang temen saya termotivasi oleh tindakan vegetarian. Dia takjub dengan cara hidup mereka. Beberapa hari setelah bertemu dan bergaul dengan orang vegan, akhirnya teman saya memutuskan untuk berhenti mangkonsumsi daging. Tapi, baru seminggu dijalani itu pola hidup, Ia mulai tergoda dengan sate madura yang lewat di kosannya. Saat itu pertahanannya belum bobol. Bobolnya pas ada temannya yang menawarkan bakso (yang rasanya terkenal paling enak di bandung). Walhasil, kalau di hitung-hitung dia cuma bisa bertahan menjadi vegetarian selama dua minggu.

4) Saya tidak suka menggunakan kalimat ekstrem sebenarnya, ini terkesan labelisasi. Labelisasi tidak berguna bagi orang-orang yang biasa berfikir. Maaf !

5) Rumah orang Indian (terbuat dari kulit bison dan dapat dipindah-pindahkan ketika musim perburuan tiba)

6) Kurang lebih, merupakan alimat yang diutarakan oleh salah seorang prajurit Apache ketika Winnetou memanggil klannya untuk berperang. Halaman 294, Winnetou II si pencari Jejak.

Yang sesungguhnya ingin saya bagi dalam tulisan ini:

Manusia harus menentukan siapa yang ia percayai sebagai sumber informasi yang akan mengajarkan segalanya. Dari kepercayaan terhadap sumber informasi itulah, kita bisa melanjutkan kehidupan. Bolehnya memakan daging di dalam Islam (daging yang sudah dihalalkan) berawal dari kepercayaan terhadap Pencipta sekaligus pemberi informasi (termasuk informasi, apa saja yang boleh manusia makan) pertama pada manusia.
Setiap pemahaman tentu memiliki aturan yang berbeda. Itu sebabnya, kita harus saling menghormati. Yang bisa kita lakukan adalah mencari dan membenturkan apakah pemilik, pemberi informasi yang kita miliki dapat kita pertaggung jawabkan eksistensinya secara logika. Artinya jika seorang vegetarian atau seorang muslim ingin beradu argumentasi, tentukan dulu rumusannya, tentukan dulu siapa yang berhak mengatur kehidupan manusia. Ar yu underseten?. Kalau yu no undrseten. Yu boleh hubungi saya di friendster dengan alamat ........... Add saya yah… garing oy! He…he.

Saturday, October 25, 2008

Venura V-Tec Sigma



Hi,
According to a few different internet sources the watch is a Ventura V-Tec Sigma - Ventura went out of business a while ago though, so you would probably only be able to get one second hand. This website has more info about the watch though.


--------------------------------------------------------------------------------

Suggested Info:

What Venura V-Tec Sigma
Who Nicolas Cage
Where Bangkok Dangerous
http://www.luxist.com/2006/03/19/v-tec-sigma-watch/


Ini sekilas info untuk yg pngen tau jam apa siy yg dipake apa Nicolas di film Bangkok Dangerous. (Source-nya dari sini : http://boxwish.com/requests/view/43)

Monday, October 20, 2008

PitBuLL!



Adu anjing pitbull? Dog Fighting?.. NO COMMENT!

IPC Level 1 Training in HK



Searah jarum jam : Dexter Bermundo (Japan), Weiliang Lee (Malaysia), Mukti n Manto (MST guys, IPC Indonesia Distributor), Jameel Ahmed (India), Jacob Bannon (Indonesia), David Brentin (Project Manager, HK), Jack Saravanan (Singapore), Dindo Forlales (Trainer, HK), Locke Chan (Asia Support, HK), and William Jamaybay (Japan).



From 5 oct 08 - 17 oct 08, in HK, Room 3301, 33/F, The Center 99 Queen's Rd., Central.

Monday, September 29, 2008

Bukber



Bukber atm n x atm unit citi... ada Irene, Firman, Ali, Indra, Shurie, Jack bannon n Elmoet.. 27 sep 08.. Skydining, Plangi, Radja Ketjil...

Friday, August 22, 2008

Ted Kaczynski

Gag sengaja baca blog akhirnya nyangkut di blog idefix makassar dan membaca cepen yg berjudul "kapalnya orang-orang tolol", terasa flashback dengan keindahan di jaman sebelum murtad kiri.. so gag ada salahnya kita baca karya Ted yang merupakan orang jenius dengan pemikiran yg radikal... so inilah UNABOMBER... selamat menikmati....

"KAPALNYA ORANG-ORANG TOLOL "

oleh : Ted Kaczynski (1999)

Pada suatu ketika, seorang kapten dan para perwira dari sebuah kapal merasa yakin atas perjalanan mereka mengarungi lautan, penuh percaya diri dan bangga dengan diri mereka sendiri, sehingga mereka menjadi gila. Mereka membelokkan kapal mereka ke utara dan berlayar hingga mereka berpapasan dengan gunung-gunung es dan gumpalan-gumpalan es terapung yang berbahaya, dan mereka tetap berlayar ke utara menuju perairan yang semakin berbahaya, semata-mata demi memberikan kesempatan pada diri mereka sendiri untuk melakukan perbuatan-perbuatan pelayaran yang jauh lebih brilian.
Sebagaimana kapal tersebut mencapai garis lintang yang semakin tinggi, para penumpang dan awak kapal semakin merasa tak nyaman. Mereka mulai berselisih di antara mereka sendiri dan mengeluhkan kondisi-kondisi hidup mereka.

“Aku menggigil,” ujar seorang jurumudi, “Seakan inilah pelayaran terburuk yang pernah aku lakukan. Dek penuh dengan es; saat aku melongok keluar, angin menusukku seperti pisau menembus jaketku; setiap saat aku menghindari karang aku harus menggerakkan seluruh jemariku yang membeku; dan untuk semua itu aku hanya mendapatkan lima shilling per bulan yang menyedihkan!”
“Kau pikir apa yang kamu terima itu buruk!” ujar seorang penumpang perempuan, “Aku tidak bisa tidur di malam hari karena dingin. Para perempuan di kapal ini tidak mendapatkan selimut sebanyak yang didapatkan para lelaki. Hal ini tidak adil!”
Seorang kelasi Meksiko menimpali, “¡Chingado! Aku hanya mendapatkan setengah dari upah para pelaut Anglo. Kami membutuhkan banyak makanan agar menjaga tubuh kami agar tetap hangat di tengah iklim seperti ini, dan aku tidak mendapatkan jatahku; para Anglo mendapatkan lebih banyak. Dan yang paling buruk dari semua hal tersebut adalah bahwa mereka selalu memberi perintah padaku dalam bahasa Inggris, bukannya Spanyol.”
“Aku memiliki lebih banyak alasan untuk mengeluh dibanding siapapun juga,” ujar seorang kelasi Indian Amerika, “Apabila para muka pucat tidak merampok tanah-tanah leluhurku, aku tak akan berada di atas kapal ini, di sini di antara gunung es dan angin Arctic. Aku akan hanya mendayung kano di sebuah danau yang indah dan tenang. Aku layak diberi kompensasi. Dan pada akhirnya, sang kapten harus membiarkanku ikut bermain judi agar aku bisa mendapatkan uang.”

Seorang homoseks turut berkata, “Kemarin seorang perwira pertama menghinaku karena aku melakukan oral seks. Aku berhak melakukan oral seks tanpa harus mendapatkan penghinaan.”

“Bukan hanya manusia yang diperlakukan tak adil di atas kapal ini,” seling seorang penyayang binatang yang berada di antara para penumpang, suaranya gemetar penuh kemarahan, “Kenapa, minggu lalu aku melihat perwira kedua menendang anjing kapal ini dua kali.”

Salah seorang dari para penumpang adalah seorang profesor universitas. Dengan meremas-remas tangannya, ia menyatakan, “Semua ini mengerikan! Tak bermoral! Rasisme, seksisme, homofobia dan pengeksploitasian kelas pekerja! Ini adalah diskriminasi! Kita harus memiliki keadilan sosial: upah yang setara bagi kelasi Meksiko, upah lebih tinggi bagi semua kelasi, kompensasi bagi Indian, jumlah selimut yang sama bagi para perempuan, sebuah hak yang dijamin untuk melakukan oral seks, dan tak ada lagi tendangan terhadap anjing.”
“Ya, ya!” seru para penumpang. “Aye-aye!” seru para awak kapal. “Ini semua adalah diskriminasi! Kita harus menuntut hak-hak kita!”
Seorang awak kabin berdehem.

“Ehm. Kalian semua memiliki alasan-alasan yang bagus untuk dikeluhkan. Tetapi bagiku tampaknya apa yang harus kita lakukan adalah memutar kapal ini dan berlayar kembali menuju selatan, karena apabila kita terus berlayar ke utara sudah pasti cepat atau lambat kita akan tenggelam, dan kemudian, upah kalian, selimut kalian, hak kalian untuk melakukan oral seks, tak akan berguna lagi, karena kita semua tenggelam.”
Tetapi tak seorangpun yang memperhatikan dirinya, karena ia hanyalah seorang awak kabin.

Sang kapten dan para perwira, dari stasiun mereka di atas dek buritan, telah melihat dan mendengarkan. Kini mereka tersenyum dan berkedip pada sesamanya, dan dengan satu gerakan saja dari sang kapten, seorang perwira ketiga turun dari atas dek buritan, melangkah menuju ke tempat di mana para penumpang dan awak kapal berkumpul, sambil menembus kerumunan. Ia memasang mimik muka serius di wajahnya dan lantas berkata, “Kami para perwira menyatakan bahwa beberapa hal yang tak termaafkan sedang terjadi di kapal ini. Kami tidak menyadari seberapa buruk situasinya hingga kami mendengar keluhan-keluhan kalian. Kami adalah orang-orang yang beritikad baik dan ingin melakukan tindakan-tindakan yang benar bagi kalian. Tetapi, yah, sang kapten cenderung konservatif dan melakukan caranya sendiri, dan mungkin harus sedikit didorong dulu sebelum ia membuat beberapa perubahan-perubahan yang substansial. Menurut pendapatku pribadi, apabila kalian memprotes dengan giat-tetapi dengan tetap damai dan tanpa melanggar aturan-aturan di atas kapal ini-kalian akan menggoyangkan sang kapten dari kebekuannya dan memaksanya agar mengurusi masalah-masalah yang baru saja kalian keluhkan.”

Setelah mengatakan hal tersebut, perwira ketiga tersebut kembali ke atas dek buritan. Sebagaimana ia pergi, para penumpang dan awak kapal berseru kepadanya, “Moderat! Reformis! Liberal yang sok baik! Kakitangan kapten!” Tetapi mereka melakukan juga apa yang diucapkan sang perwira. Mereka berkumpul di sebuah sisi kapal di hadapan dek buritan, meneriakkan hinaan-hinaan terhadap para perwira dan mengajukan tuntutan untuk hak-hak mereka, “Aku ingin upah lebih tinggi dan kondisi-kondisi kerja yang lebih baik,” seru jurumudi. “Jumlah selimut yang sama bagi perempuan,” seru sang penumpang perempuan. “Aku ingin menerima perintah dalam bahasa Spanyol,” seru sang kelasi Meksiko. “Aku ingin mendapatkan hak untuk mengikuti permainan judi,” seru sang kelasi Indian. “Aku tidak ingin dihina,” seru sang homoseks. “Tak ada lagi yang menendang anjing,” seru sang penyayang binatang. “Revolusi sekarang juga,” seru sang profesor.

Sang kapten dan para perwira berkumpul dan melakukan rapat selama beberapa menit, saling berkedip, mendengus dan tersenyum beberapa saat antara satu sama lain. Kemudian sang kapten melangkah ke depan dek buritan dan, dengan memperlihatkan itikad baiknya, menyatakan bahwa upah sang kelasi yang cakap akan dinaikkan sebanyak enam shilling per bulan; upah kelasi Meksiko akan dinaikkan sebanyak dua pertiga dari kelasi Anglo, dan perintah untuk menjalankan kapal akan diucapkan dalam bahasa Spanyol; para penumpang perempuan akan menerima tambahan satu selimut; kelasi Indian akan diperbolehkan untuk bermain judi setiap Sabtu malam; sang homoseks tak akan dihina selama ia tetap melakukan oral seks di tempat yang tertutup; dan anjing tak akan ditendang kecuali anjing tersebut melakukan tindakan yang benar-benar nakal, seperti mencuri makanan dari dapur.

Para penumpang dan awak kapal merayakan keputusan-keputusan tersebut sebagai sebuah kemenangan besar, tetapi keesokan harinya mereka kembali merasa tak puas.
“Enam shilling per bulan itu terlalu sedikit, dan jari-jariku masih membeku saat aku menjalankan kapal,” umpat sang juru mudi. “Aku masih tidak mendapatkan upah yang sama dengan para kelasi Anglo, ataupun makanan yang cukup untuk iklim yang seperti ini,” ujar sang kelasi Meksiko. “Kami perempuan masih tidak mendapat cukup selimut untuk membuat badan kami hangat,” ujar sang penumpang perempuan. Para kelasi dan penumpang lain menyuarakan keluhan-keluhan yang serupa, dan sang profesor mengambil kesimpulan dari semuanya.

Saat mereka semua telah selesai berbicara, sang awak kabin berkata-kali ini dengan suara lebih keras sehingga yang lain tak akan lagi tak memperhatikannya.
“Memang sangat buruk apabila anjng tersebut ditendang hanya karena mencuri sedikit roti dari dapur, dan apabila para perempuan tidak mendapatkan jumlah selimut yang setara, dan sang jurumudi membeku jemarinya, dan aku juga tidak melihat alasan mengapa homoseks tidak boleh melakukan oral seks kapanpun ia mau. Tetapi perhatikan seberapa tebal gunung-gunung es sekarang, dan bagaimana hembusan angin semakin kencang dan semakin kencang! Kita harus mengubah arah kapal ini kembali ke selatan, karena apabila kita tetap meluncur ke utara kita akan menabrak dan tenggelam.”
“Oh ya,” ujar sang homoseks, “Bukankah mengerikan apabila kita terus berlayar ke utara. Tetapi mengapa aku harus melakukan orang seks di tempat tertutup? Mengapa aku harus mendapat penghinaan? Bukankah aku setara dengan orang lainnya?”
“Berlayar menuju utara memang mengerikan,” ujar sang penumpang perempuan, “Tetapi tidakkah kau lihat? Itu alasannya mengapa perempuan membutuhkan lebih banyak selimut agar tetap hangat. Aku menuntut jumlah selimut yang setara bagi perempuan, sekarang juga!”

“Cukup benar,” ujar sang profesor, “Bahwa berlayar ke utara memberikan kesulitan-kesulitan pelayaran yang lebih besar bagi kita semua. Tetapi mengubah arah haluan ke selatan jelas tidak realistis. Engkau tak dapat mengembalikan waktu. Kita harus bersikap dewasa dalam berurusan dengan situasi seperti ini.”
“Lihat,” ujar sang awak kabin, “Apabila kita membiarkan empat orang gila di dek buritan itu menjalankan apa yang mereka mau, kita semua akan tenggelam. Apabila kita dapat membawa kapal ini keluar dari bahaya, maka barulah kita bisa mulai khawatir tentang kondisi-kondisi kerja, selimut bagi para perempuan, hak untuk melakukan oral seks. Tetapi pertama-tama kita harus membuat kapal ini berbalik arah. Apabila beberapa dari kita bekerjasama, membuat rencana dan memperlihatkan sedikit keberanian, kita dapat menyelamatkan diri kita semua. Tidak perlu terlalu banyak-enam atau delapan orang saja cukup. Kita dapat mengambil alih buritan, menyingkirkan mereka dari posisinya, dan membelokkan kapal ke arah selatan.”
Sang profesor mendenguskan hidungnya dan bersuara keras, “Aku tidak percaya pada kekerasan. Itu tak bermoral.”

“Sangat tidak etis untuk menggunakan kekerasan,” ujar sang homoseks.
“Aku takut pada kekerasan,” ujar sang penumpang perempuan.
Sang kapten dan para perwira telah melihat dan mendengarkan selama beberapa saat. Dengan sebuah sinyal dari sang kapten, perwira ketiga melangkah turun ke dek utama. Ia melangkah menuju ke arah para penumpang dan awak kapal, berkata pada mereka bahwa masih juga banyak masalah di atas kapal.
“Kita telah membuat beberapa kemajuan,” ujarnya, “Tetapi masih banyak yang harus dilakukan. Kondisi-kondisi kerja bagi jurumudi masih sulit, kelasi Meksiko masih mendapat upah yang tak setara dengan kelasi Anglo, para perempuan masih juga tidak mendapatkan selimut yang sama banyak dengan para lelaki, permainan judi Sabtu malam bagi sang Indian juga masih berupa kompensasi yang jauh dari cukup atas tanahnya yang hilang, sama sekali tak adil bagi homoseks apabila ia hanya boleh melakukan oral seks di tempat tertutup, dan anjing itu masih juga ditendang.

“Aku pikir sang kapten harus didorong lagi. Akan sangat membantu apabila kalian menyelenggarakan protes lagi-selama tidak dengan kekerasan.”
Sebagaimana sang perwira ketiga berjalan kembali ke buritan, para penumpang dan awak kapal mengeluarkan hinaan-hinaan padanya, tetapi mereka juga tetap menjalankan apa yang sang perwira katakan dan berkumpul di depan buritan untuk melakukan protes lagi. Mereka berseru dan mengoceh serta mengacungkan kepalan tangan mereka, dan bahkan mereka juga melemparkan sebuah telur busuk pada sang kapten (yang mana dengan lihai dielakkannya).

Setelah mendengarkan keluhan-keluhan mereka, sang kapten dan perwira berkumpul dan melakukan sebuah rapat, yang mana selama rapat mereka saling berkedip dan meringis dengan sesamanya. Kemudian sang kapten melangkah ke depan dek buritan dan menyatakan bahwa sang jurumudi akan diberi sarung tangan agar jemarinya tetap hangat, kelasi Meksiko akan menerima upah yang setara dengan tiga per empat upah kelasi Anglo, para perempuan akan mendapatkan tambahan selimut, kelasi Indian diperbolehkan berjudi pada Sabtu malam dan Minggu malam, sang homoseks diperbolehkan melakukan oral seks di manapun setelah hari gelap, dan tak ada seorangpun yang boleh menendang anjing tanpa seijin kapten kapal.

Para penumpang dan awak kapal bergembira atas kemenangan revolusioner besar ini, tetapi keesokan harinya mereka kembali merasa tak puas dan mulai menggerutu atas kesulitan-kesulitan yang sama dalam pelayaran tersebut.
Kali ini sang awak kabin menjadi marah.

“Kalian tolol!” teriaknya, “Tidakkah kalian lihat apa yang sang kapten dan para perwiranya lakukan? Mereka terus membuat kalian berpikir pada kesialan-kesialan tak penting seperti selimut dan upah dan anjing yang ditendang sehingga kalian tidak akan berpikir tentang apa yang sebenarnya salah dengan kapal ini-bahwa kapal ini terus berlayar semakin dan semakin jauh ke utara dan kita semua akan tenggelam. Apabila saja beberapa dari kalian sadar, bekerjasama, dan mengambil alih buritan, kita dapat memutar arah kapal ini dan menyelamatkan kita semua. Tapi semua yang kalian lakukan hanyalah mengeluhkan isu-isu remeh seperti kondisi-kondisi kerja dan permainan judi dan hak untuk melakukan oral seks.”

Para penumpang dan awak kapal mulai naik darah. “Menyedihkan!” seru sang Meksiko, “Apakah pikirmu memang wajar kalau aku hanya mendapatkan tiga per empat upah seorang kelasi Anglo? Bukankah itu menyedihkan?”
“Bagaimana bisa engkau menyebut kesialanku ini tidak penting?” seru sang homoseks, “Tidakkah engkau tahu bahwa dihina itu sangat menyakitkan?”
“Menendang anjing itu bukanlah sebuah isu yang remeh!” seru sang penyayang binatang, “Hal tersebut tak berperasaan, kejam dan brutal!”
“Baiklah kalau begitu,” jawab sang awak kabin, “Isu-isu tersebut tidak remen dan penting. Menendang anjing adalah tindakan yang kejam dan brutal, serta sangat menyakitkan kalau dihina. Tetapi dibandingkan dengan masalah utama kita-dibandingkan pada fakta bahwa kapal kita masih mengarah ke utara-kesialan-kesialan kalian menjadi sesuatu yang remeh dan tak penting, karena apabila kita tidak sesegera mungkin mengubah arah kapal ini, kita semua akan tenggelam.”

“Fasis!” ujar sang profesor.
“Kontra-revolusioner!” ujar sang penumpang perempuan. Dan seluruh penumpang serta awak kapal saling berbicara di antara mereka sendiri, menyebut sang awak kabin sebagai seorang fasis dan kontra-revolusioner. Mereka mendorong sang awak kabin ke pinggir dan kembali menggerutu tentang upah, tentang selimut bagi para perempuan, dan tentang hak untuk melakukan oral seks, dan juga tentang bagaimana anjing harus diperlakukan.
Kapal tersebut tetap berlayar ke arah utara, dan setelah beberapa saat, kapal tersebut terjepit hingga hancur di antara dua buah gunung es dan semua orang tenggelam.

The End.





Theodore John Kaczynski (born May 22, 1942), also known as the Unabomber, is an American mathematician and social critic who carried out a campaign of bombings and mail bombings. Kaczynski was born in Chicago, Illinois, and was considered a genius at a young age. He attended Harvard University, and earned a Ph.D. in mathematics from the University of Michigan specializing in geometric function theory. He became an assistant professor at the University of California, Berkeley, at age 25, but resigned two years later. In 1971, he then moved to a remote cabin in Lincoln, Montana. From 1978 to 1995, Kaczynski sent bombs to targets including universities and airlines.

On April 24, 1995, Kaczynski sent a letter to The New York Times, promising "to desist from terrorism" if The New York Times or The Washington Post published his manifesto. In his Industrial Society and Its Future (also called the "Unabomber Manifesto"), he argued that his actions were an extreme but necessary tactic to attract attention to the erosion of human freedom necessitated by modern technologies requiring large-scale organization.

The Unabomber was the target of one of the most expensive investigations in the Federal Bureau of Investigation's (FBI) history. Before Kaczynski's identity was known, the FBI used the handle "UNABOM" ("UNiversity and Airline BOMber") to refer to his case, which resulted in the media calling him the Unabomber. Despite the FBI's efforts, he was not caught as a result of this investigation. Instead, his brother recognized Ted's style of writing and beliefs in the manifesto and tipped off the FBI. To avoid the death penalty, Kaczynski entered into a plea agreement, under which he pled guilty and was sentenced to life in prison with no possibility of parole.

Thursday, August 21, 2008

DoughNuts Part II ...

Sebelumnya saya minta maaf kpd Pak Marsel karena telah me-publish dulu baru minta ijin.. (Sorry Pak). Dan berikut ini tanggapan dan klarifikasi langsung dari Pak Marsel yang telah melakukan testing terhadap donat2 ini...

Warm Regards,
XPX
====================================

Wah, Pak Presiden masih ingat saja dengan obrolan sambil lalu beberapa waktu lewat. Karena saya dijawil-jawil, terpaksa deh simpanan saya yang sedianya akan saya publikasikan November depan, saya publikasikan sekarang:
percobaan donat terawet!!!

Sebenarnya percobaan donat saya asal mulanya tidak sengaja. Suatu saat istri saya membelikan donat Dunkin buat anak saya yang TK. Ditaruh di meja makan, masih dalam kantong kertas Dunkin, terus lupa dimakan.
Kira-kira seminggu kemudian baru donat ini 'ditemukan' lagi. Yang mengejutkan adalah donatnya masih utuh, tidak berjamur, glaze/gulanya juga masih cantik, hanya rotinya sedikit lebih keras meski masih bisa digigit/dikunyah.

Sejak itu tiap kali ada donat gratisan atau dekat-dekat toko donat saya menyisakan 1/membeli 1 untuk percobaan.

Metoda percobaannya juga sederhana, tidak ilmiah benar:
- donat diambil dari kemasan asli, saya masukkan ke kantong plastik bekas label Tom & Jerry
- kantong dilipat tidak distaple (udara masih bocor, memberi kesempatan busuk)
- kemudian saya beri label tanggal perolehan donat
- saya biarkan di kabinet kerja saya di ruang terbuka, tidak disimpan khusus di kulkas
- ruangan kantor pada jam kerja berpendingin, lewat jam kerja, sabtu & minggu tanpa pendingin ruangan
- sesekali ditengok dan dipotret.

Terlampir foto donat, keadaan terakhir.


Berikut beberapa hal mengejutkan yang saya peroleh, urut berdasarkan awetnya.
1. Donat JCo, dibeli 26 Nov 2007 sampai sekarang masih empuk dan tidak berjamur. Glaze (taburan gula) di atasnya sudah lumer lama tapi penampilan masih tetap oke. Kalau saja saya tega memberikan donat ini pada anak jalanan, pasti kemakan, wong bentuk dan tekstur masih donat koq.

2. Donat Dunkin, dibeli 26 Nov 2007 sampai sekarang tidak berjamur dan hanya berubah agak keras. Glaze (gula) warna merah jambunya sudah menempel di plastik, tapi rotinya masih empuk membal. Yang berpengalaman makan donat tahu bahwa ini donat sudah beberapa hari, tapi siapa sangka sudah 9 bulan.

3. Donat Country Style saya peroleh 19 Nov 2007 sampai sekarang tidak berjamur, berubah keras sekali. Glazenya masih tetap cantik tapi karena keras, tidak bisa digigit.

4. Donat Q-Biq perolehan 13 Jun 2008, rusak glazenya dan muncul jamur pada rotinya dalam jangka kurang dari 1 minggu Meskipun masih berbentuk segi 4 (sesuai identitas q-biq) tapi dari penampilan yang rusak dan berjamur, sudah tidak layak makan. Yang mengherankan, meski berjamur, donat ini tidak habis dimakan jamurnya (lihat no. 6 di bawah).

5. Donat iCrave, perolehan 22 Jan 2008, rusak glaze dan rotinya berjamur dalam 2 (atau 3 hari). Selain berjamur, juga timbul bau yang tidak sedap bukti proses pembusukan. Beda dengan Q-Biq yang berjamur tapi rotinya masih relative berbentuk kotak, roti donat iCrave juga mulai hancur meski tidak semuanya hancur.

6. Donat kentang Fresco, beli 24 Feb 2008, hancur lebur dalam 2 hari. Dalam 1 minggu massa yang tersisa dari donat ini sangat sedikit, plastiknya melepes. Ini donat yang dijual di ITC BSD di kedai kecil-kecil seputar food
court. Harganyapun paling murah, kalau tidak salah rp 3000 / buah dan pilihannya cuma 1 macam itu.

Yang belum saya coba karena beberapa alasan (belum ada yang memberi / tempatnya jauh / belum nemu tokonya) diantaranya donat Krispy Kreme, donat Jesslyn Cake, American Donut dll dari toko roti lain.

Catatan: saya tidak kenal dengan satupun dengan pemilik/pegawai diantara merk donat yang saya sebutkan di atas, juga saya tidak punya masalah/dendam dengan salah satu pemilik merk diatas. Jadi percobaan ini murni didasari keingintahuan dipicu dari donat Dunkin yang awet seminggu. Kenyataannya ternyata Dunkin ada temannya, malah ada yang lebih hebat.

Setiap kali ada penambahan donat, saya buat fotonya + koran Kompas edisi hari itu, supaya ada bukti. Foto yang saya lampirkan ini adalah foto terbaru. Sampai saat ini sampel donat ini belum saya buang.

Ada salah seorang teman dari salah satu kontraktor di kantor yang mengikuti percobaan saya dari awal, dan tertarik juga melihat kenyataan donat awet ini. Dia memuatnya di

http://veganlion13. blogspot. com/2008/ 08/dognuts. html

Gerai donat iCrave di Pacific Place tempat saya membeli sampel ini sudah berbulan-bulan tutup. Saya tidak tahu apakah donat merk Fresco masih ada di ITC. Tapi adalah menyedihkan bahwa donat yang termasuk bagus (berjamur dengan cepat) ternyata tokonya juga cepat gulung tikar.

Adakah yang bisa menerangkan kenapa JCo bisa awet empuk begitu? Pelajaran apa yang bisa ditarik?

Salam,
Marsel.

Tuesday, August 19, 2008

Dognuts?!



Seorang kawan IT di sebuah perusahaan asing bernama Pak Marsel mengadakan beberapa test yg diambil dari beberapa donut yg berbeda yaitu donut Jco, Dunkin, Country style, fresco, qbiq and i-crave. Dari beberapa teman ternyata donuts jco menjadi yg paling laku di pasaran dibanding donut yang lain.. ok mari kita lihat satu persatu..



Donat Jco, dibeli tanggal 26 nov 2007... di kemas dalam plastik dan dibiarkan, hasilnya sampai pada saat foto ini diambil (16 agustus 2008) masih dalam keadaan baik, tidak keras dan sepintas lalu seperti donut baru.. gimana seandainya donut ini berada dalam lambung kita.



Selanjutnya kita check dunkin donuts.. 26 nov 2007.. masih dalam keadaan yg lebih baik tapi dia menjadi keras, warna tidak berubah dan tidak berbau.. satu point yg baik yaitu donuts menjadi keras.



Country style.. 19 nov 2007.. nampak masih bagus, warna tdk berubah tetapi berjamur dan donuts menjadi keras.. satu point yg baik ialah donut ini berjamur dan menjadi keras..



Donut Kentang Fresco... donut ini menjadi lumer coklatnya, dan donutnya menajdi sangat lembek dan tidak menarik, good.



Better... itu yg pantas untuk donuts yang satu ini... donut q_biq ini membusuk sebagaimana mustinya makanan basi padahal ia dibeli tanggal 13 june 2008.. layak untuk dikonsumsi lah...



ok untuk The Best donut pilihan blog ini jatuh pada donut i-crave... dia benar2 membusuk... layak untuk dikonsumsi massal.

So... bagaimana kawan2? masih suka begaol di mall sambil makan donuts import? its up to you lah.. n ini bukan sebuah wacana tanpa alasan dgn maksud kepentingan bisnis or menyudutkan secara sepihak, its just a stupid blog n stupid topic...

Friday, August 15, 2008

Miko Bday...



Makan2 di pacific place secara miko bday getolohhh... IPC Indonesia Full team.. dari kiri ke kanan >> Jack Bannon; Miko; Lenni; Indra; Ricky !!!! Thanks yo brotha, wish all the best with you la...

Tuesday, August 12, 2008

Ohhhh Pentasena...



Gambar diatas diambil saat instalasi di pentasena moneybroker... weewww itu instalasi of the year dey.. instalasi paling berkesan yg pnah ipc indo lakukan... mulai dari orang2nya, dari infrastructurenya n it guysnya... hahahahah... ooohhhh pentasena moneybroker....

Saturday, August 02, 2008

South Of Heaven



Pada Sebuah perjalanan di bulan june ke selatan surga... Saya melihat gimana seorang relawan mengajar di sebuah lereng pegunungan, mengajar bahasa inggris and matematik simple.. di akhir pelajaran sang relawan berteriak "salam lestari" disambut oleh anak2 didiknya yg berumur sekitar 6-12th dengan "suksess", "lestari alamku, belajar tepat waktu dan tidak buang sampah sembarangan"... Saya tersenyum melihat anak2 itu dan ingin berkenalan dgn sang relawan yg menurut saya benar2 tulus sekalie.. tanpa digaji rela mengajar anak2 itu... dia seorang mahasiswa asal malang yg tergerak hatinya melihat sulitnya pendidikan anak2 di daerah itu.. ingin berkenalan dengannya tapi dia begitu sibuk dan saya juga sibuk untuk mengawasi anak2... Sobat mungkin di waktu dan tempat yang lain kita bisa lebih dekat...



Tak terasa mentari semakin tinggi, saya melangkahkan kaki perlahan, 3 langkah tanjakan, satu langkah turun dengan medan pasir dan bebatuan dengan suhu yang berkisar 5 derajat celcius tapi dengan sorotan mentari yang lumayan "hangat".. akhirnya sampai pada tujuan, serasa begitu kecil dan tak berarti.. orang selalu bertanya kenapa siy org mau naik gunung? toh pada akhirnya ia akan turun? kaya monyet aja! hehehe... tapi begitu kalian merasakan sendiri ketika berada di puncak ketinggian kalian akan merasa kecil dan tak berarti... sungguh besar ciptaan-Nya. South Of Heaven.. suatu saat saya akan kembali lagi... suatu saat...

Thursday, July 17, 2008

Tuesday, May 27, 2008

Niaga 16-18 May



MAC (Move-Add-Change) Jobs.. Relokasi di Bank Niaga tgl 16-18 May, mengenal banyak karakter yg unik, dari yg asik ampe nyebelin, dari yg cool ampe kuli.. gw betiga ama Ricky n Miko. Foto2 unik setiap ada project. IPC emang sekumpulan pemuda yang riang gembira dan senang membantu.. IT plush plush dey.. hehehe.. keep the good thing yo my brotha!

Friday, May 16, 2008

Illsurrekshun



Homicide merilis kumpulan lagunya yg unreleased... keren bgt! niy infonya:

Kami menyepakati jadwal rilis untuk "Illsurrekshun" adalah 1 Mei 2008 dengan memulai pendistribusian di Bandung pada tanggal 28 April. Sehubungan dengan terbatasnya area pendistribusian pada awal Mei tersebut, dengan ini kami mengumumkan, terutama bagi kawan-kawan di luar kota Bandung, mulai sekarang kalian dapat memesan (pre-order) CD tersebut lebih awal lewat mailorder. Kalian dapat mengirim email pemesanan ke email kami (remains@nekrophone.com) dan kami akan membalas email tersebut dengan tata cara pemesanan. Khusus untuk mailorder tersebut kami akan mengepak CD dengan beberapa bonus, a) poster rilis b) patch Homicide c) stiker Homicide dan d) Newsletter Jurnal Apokalips edisi terbaru. Berlaku bagi 500 pemesan pertama, sehubungan terbatasnya jumlah bonus tersebut.



Terimakasih.
Kolektif Remains

Thursday, March 27, 2008

Pusat Primata Schmutzer



kmaren pas libur panjang.. heles fam, wicax fam n pete fam tentunya.. jalan2 ke ragunan.. tempat yg bagi sebagain warga dki adalah "biasa banget".. tapi didalam situ ada yg "luar biasa". gw suka banget ama pusat primata-nya walaupun gw kurang suka dengan binatang yang di kandangin, karna setiap hewan berhak untuk hidup layak. Tapi terlepas dari tiu gw lebih suka melihat mereka yang dirawat daripada di hutan di tembakin or kena kebakaran hutan. gw suka ama kumo adn kumbo and kinsi nama2 gorila favorit gw.



setelah muter2.. tetap favorit gw itu orang hutan and gorila.. orang utan liat kita dikaca dia nyamperin.. dalam hati gw sebenernya kasian tapi gw senang aja liat ponakan2 pada senang ama binatang walau belum bisa mengerti betapa mereka sebenarnya merindukan alam aslinya...



setelah selesai ternyata ada si gorila vegan.. hehehehe. besoknya kerja lagi.. hajar bleh.. strugle for life!

Thursday, February 21, 2008

rio kawin...




Kawinan Satrio.. bersama Fuad (bapak atm), Indro (ibu atm), Rocky (anak atm).. keluarga besar atm monitoring citi.. all hail for atmon..

Trip 2007



Trip 2007 with my luvly family... liburan natal di Bali bersama keluarga...




Betapa bahagianya.. hehehehe...