Wednesday, May 03, 2006

Satria Pelangi

Photobucket - Video and Image Hosting

Organisasi pencinta lingkungn Green Peace datang ke Indonesia, (22/1) dengan Kapal Rainbow Warrior. Perjalanan ke Indonesia sebagai sosialisasi kegiatan yang disebut sebagai 'KTT Kehidupan Bumi'

Menteri Negara Lingkungan Hidup Indonesia, Nabiel Makarim, menyempatkan waktu berdialog dengan para aktivis lingkungan dunia tersebut. Dialog ini membicarakan permasalahan penebangan hutan secara liar (illegal logging) dan posisi Indonesia dalam UN Convention on Biological Diversity (CBD) atau Konvensi Keanekaragaman Hayati PBB.

Sedangkan berkaitan dengan kegiatan CBD sendiri Green Peace memberikan nama kegiatan tersebut sebagai "KTT Kehidupan Bumi" yang akan membahas mengenai proteksi hutan dan lautan di dunia.

Berkaitan dengan peranan Green Peace sendiri dalam kampanye perlindungan alam, Nabiel Makarim menyatakan bahwa Green Peace merupakan aliasi strategis Kementerian Lingkungan Hidup dalam pelestarian Lingkungan Hidup.

Dalam siaran persnya Greenpeace mengemukakan bahwa hutan Indonesia, Malaysia dan Papua New Guinea yang beragam dan kaya serta kepulauan-kepulauan sekitarnya membentuk hutan surgawi Asia Pasifik. Hutan-hutan yang hijau ini termasuk hutan mangrove, hutan hijau, hutan rawa dan hutan dataran rendah. Greenpeace telah membutikan dengan usahanya dan bekerjasama dengan masyarakat di Papua New Guinea (PNG) menyelamatkan lebih dari satu juta hektar hutan alam di provinsi-provinsi barat dan Milne Bay.

Photobucket - Video and Image Hosting

Sejarah Kapal Rainbow Warrior
Sebenarnya kapal aslinya telah tengelam di perairan Selandia Baru pada tahun 1985. Sedangkan nama Rainbow Warrior sendiri terinspirasi dari ramalan Indian Amerika Utara. Ramalan tersebut berisikan "bahwa disuatu masa manusia akan menghancurkan dunia karena ketamakannya dan kemudian akan lahir Satria-satria Pelangi atau Warriors of the Rainbow bangkit untuk menyelamatkannya".

Kapal Berikutnya baru berlayar kembali empat tahun setelah tengelam kapal aslinya yaitu pada tahun 1989. Sebenarnya kapal tersebut adalah kapal pukat ikan yang sebelumnya bernama Grampian Fame. Dan kemudian greenpeace menancangkan tiga buah tiang layar dikapal tersebut agar menyerupai kapal sebelumnya. Kapal ini dilengkapi dengan peralatan navigasi, pelayaran dan komunikasi elektronik mutakhir.

Kegaiatan yang luar biasa pernah dilakukan Aktivis Greenpeace diatas kapal tersebut masing-masing tanggal 9 Juni 1995 - 20 Maret 1996 memprotes percobaan Nuklir di Perairan Moruroa dan kemudian di tangkap oleh pasukan komando Prancis. Aktivitas lainnya antara lain Penjaringan, penangkapan ikan dan penangkapan paus Norwegia, Menelusuri hutan-hutan Timur Jauh Rusia dan Asia Tenggara untuk mencari bahan-banah beracun, Mendokumentasikan potensi dampak perubahan iklim pada terumbu karang di laut timor dan pasifik, Menyelidiki dan menghalangi pengapalan bahan bakar plutonium yang berbahaya antara Prancis, Belgia, Inggris dan jepang serta, Menelusuri perairan Eropa untuk membantu melindungi Hutan-hutan alam asli. (mus-mnlh)

NB: Hasil Copy Paste dari (Taken from) Jurnal Celebes

No comments: