Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emasyang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum. Untuk lebih lanjutnya bisa langsung ke source Monas via Wikipedia.
Hari Selasa, July 21st 2015 kemarin masih dalam suasana lebaran (dan libur lebaran), akhirnya kami berdua Jakarta Trip yang akhirnya ke Monas. Ada yang unik dengan Monas di Era Ahok ini. Monas jadi lebih bersih dan bebas PKL, tapi imbasnya ya para PKL jadi ngedumel protes karena pendapatannya (kata mereka) jadi berkurang drastis.
Tetapi jadi ada lapangan kerjaan baru.. yaitu bikin access ga resmi via bawah pagar atau sela-sela pagar lainnya. Tarif-nya seribu rupiah per orang. Sebenarnya access untuk masuk ke monas gratis tapi hanya di buka satu access untuk menghindari PKL keluar-masuk, so jadi lebih gampang kontrolnya. Setelah parkir di Stasiun KA Gambir dan mencari access masuk Monas tapi gak ketemu juga, Sekalinya ada jauh banget, yah dasarnya emang males kali ya, so kita milih mrosot via bawah pagar Monas.
Begitu masuk di dalam Areal Monas menurut saya banyak perubahan, dan yang paling mencolok ialah Monas jadi bersih banget, dan tidak terlihat sampah yang dibuang sembarangan. Panas matahari yang amat sangat menyengat banget memaksa buat jalan lebih cepar untuk ke Monas nya dengan niat mulia mau naik sampai atas tugu Monas.
Tapi setelah melihat antrian yang panjang dan cenderung padat kami memutuskan untuk ga jadi masuk dan naik ke atas. Sekarang ini access ke Monas nya via terowongan dan beli ticket dulu di terowongan, ticketnya warna-warni, ada merah, ijo, etc. Untuk masuk ke dalam monas nya berdasarkan warna ticket. Setelah selesai melihat monas dan naik ke puncaknya, ticket jangan di buang, karena bisa di pakai untuk Bus Wisata yang di sediakan untuk keliling monas. Management nya rapih.
Setelah mengambil beberapa Photo, saya nemuin keceriaan masyarakat kecil disini. Mungkin banyak yang me-labeli mereka dengan "Orang Kampung" atau "Udik" atau apalah namanya, tapi mereka benar-benar FUN dengan Monas yang warga Jakarta sendiri mungkin tiap hari lewat tapi belum pernah masuk ke dalam atau naik sampe ke atas dan "tugas" (naik-turun monas) itu sudah di serah terima kan ke masyarakat Marjinal..
Tapi kebersamaan dan kecerian yang sederhana ini tidak di dapatkan di Mall termegah sekalipun, atau mungkin beda dalam meng-ekspresikan keceriaan? Beda tools maka beda output? atau beda materi beda result? Yah saya gak mau ber-teori panjang lebar untuk yang nama nya "Kebahagiaan" karena setiap manusia pasti punya parameter tersendiri untuk yang namanya "Kebahagiaan". Contohnya seperti gambar di atas, satu keluarga dalam naungan satu kain lebar karena panasnya mentari tapi mereka FUN dan ketiwi ketawa walaupun untuk sebagian orang ini masuk ke kategori "gak banget"... tapi bagi saya mereka "mewah".. bisa nikmatin waktu dalam kesederhanaan dan jauh dari namanya ribet tanpa takut kosmetik luntur atau pada sibuk dengan gadget masing-masing.. bener-bener kebersamaan.. love it!
Setelah kelar keliling Monas, maka kami merosot lagi keluar dengan ongkos dua ribu lagi (untuk dua orang). So keluar masuk via merosot itu charge-nya total empat ribu rupiah. Berenti sebentar minum Air Kelapa! Kelapa bulet utuh sekitar Rp 15.000,-. Untuk makan atau minum di Areal seputaran Monas harus di tanya dulu "berapa" sebelum memesan untuk pastikan harga makanan dan minuman. Jangan style yakin duduk dan mesen tapi begitu nanya harga malah kegetok.. Di samping saya ada dua orang cewe ABG makan mie ayam dan air kelapa, total gocap atau lima puluh ribu.. Untuk yang satu ini kudu waspada.
Pulang dari Monas mampir makan di depan Hotel Morrissey.. sekalian aja poto-poto depannya secara Morrissey gitu loh.. hahaha.. ga ada hubungannya sama Monas sih, tapi ini sebagai penutup jalan-jalan hari ini sebelum pulang. Semoga aja di sampingnya nanti juga ada Hotel The Smiths.
Liburan tanpa ke Mall itu intinya dari jalan-jalan kali ini. Karena sekarang ini Mall sudah menjadi semacam tempat rekreasi masyarakat Ibu Kota dan sekitarnya di kala liburan, Mall semestinya jadi tempat belanja sesuai kebutuhan tetapi pada akhirnya malah menyedot masyarakat yang awalnya hanya eye shopping tapi dengan dibarengin libido konsumerisme yang tinggi dan menciptakan masyarakat konsumtif yang membeli berdasarkan keinginan bukan kebutuhan. So educate sekeliling untuk memberi positive vibe.. Saya tidak anti Mall hanya ingin berbagi kalau di sekeliling kita itu banyak tempat bermain yang bisa saling berinteraksi dengan sesama serta kebersamaan yang saya tidak melihat hal ini di Mall.
Some People Are So Poor, All They Have is Money.
Sampai jumpa di Trip berikutnya.. Cheers.. Selamat Lebaran bagi yang merayakannya dan Mohon Maaf lahir dan Batin..