Wednesday, July 22, 2015

Monas Trip


Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emasyang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum. Untuk lebih lanjutnya bisa langsung ke source Monas via Wikipedia.

Hari Selasa, July 21st 2015 kemarin masih dalam suasana lebaran (dan libur lebaran), akhirnya kami berdua Jakarta Trip yang akhirnya ke Monas. Ada yang unik dengan Monas di Era Ahok ini. Monas jadi lebih bersih dan bebas PKL, tapi imbasnya ya para PKL jadi ngedumel protes karena pendapatannya (kata mereka) jadi berkurang drastis.




Tetapi jadi ada lapangan kerjaan baru.. yaitu bikin access ga resmi via bawah pagar atau sela-sela pagar lainnya. Tarif-nya seribu rupiah per orang. Sebenarnya access untuk masuk ke monas gratis tapi hanya di buka satu access untuk menghindari PKL keluar-masuk, so jadi lebih gampang kontrolnya. Setelah parkir di Stasiun KA Gambir dan mencari access masuk Monas tapi gak ketemu juga, Sekalinya ada jauh banget, yah dasarnya emang males kali ya, so kita milih mrosot via bawah pagar Monas.


Begitu masuk di dalam Areal Monas menurut saya banyak perubahan, dan yang paling mencolok ialah Monas jadi bersih banget, dan tidak terlihat sampah yang dibuang sembarangan. Panas matahari yang amat sangat menyengat banget memaksa buat jalan lebih cepar untuk ke Monas nya dengan niat mulia mau naik sampai atas tugu Monas.


Tapi setelah melihat antrian yang panjang dan cenderung padat kami memutuskan untuk ga jadi masuk dan naik ke atas. Sekarang ini access ke Monas nya via terowongan dan beli ticket dulu di terowongan, ticketnya warna-warni, ada merah, ijo, etc. Untuk masuk ke dalam monas nya berdasarkan warna ticket. Setelah selesai melihat monas dan naik ke puncaknya, ticket jangan di buang, karena bisa di pakai untuk Bus Wisata yang di sediakan untuk keliling monas. Management nya rapih.


Setelah mengambil beberapa Photo, saya nemuin keceriaan masyarakat kecil disini. Mungkin banyak yang me-labeli mereka dengan "Orang Kampung" atau "Udik" atau apalah namanya, tapi mereka benar-benar FUN dengan Monas yang warga Jakarta sendiri mungkin tiap hari lewat tapi belum pernah masuk ke dalam atau naik sampe ke atas dan "tugas" (naik-turun monas) itu sudah di serah terima kan ke masyarakat Marjinal..


Tapi kebersamaan dan kecerian yang sederhana ini tidak di dapatkan di Mall termegah sekalipun, atau mungkin beda dalam meng-ekspresikan keceriaan? Beda tools maka beda output? atau beda materi beda result? Yah saya gak mau ber-teori panjang lebar untuk yang nama nya "Kebahagiaan" karena setiap manusia pasti punya parameter tersendiri untuk yang namanya "Kebahagiaan". Contohnya seperti gambar di atas, satu keluarga dalam naungan satu kain lebar karena panasnya mentari tapi mereka FUN dan ketiwi ketawa walaupun untuk sebagian orang ini masuk ke kategori "gak banget"... tapi bagi saya mereka "mewah".. bisa nikmatin waktu dalam kesederhanaan dan jauh dari namanya ribet tanpa takut kosmetik luntur atau pada sibuk dengan gadget masing-masing.. bener-bener kebersamaan.. love it!


Setelah kelar keliling Monas, maka kami merosot lagi keluar dengan ongkos dua ribu lagi (untuk dua orang). So keluar masuk via merosot itu charge-nya total empat ribu rupiah. Berenti sebentar minum Air Kelapa! Kelapa bulet utuh sekitar Rp 15.000,-. Untuk makan atau minum di Areal seputaran Monas harus di tanya dulu "berapa" sebelum memesan untuk pastikan harga makanan dan minuman. Jangan style yakin duduk dan mesen tapi begitu nanya harga malah kegetok.. Di samping saya ada dua orang cewe ABG makan mie ayam dan air kelapa, total gocap atau lima puluh ribu.. Untuk yang satu ini kudu waspada.


Pulang  dari Monas mampir makan di depan Hotel Morrissey.. sekalian aja poto-poto depannya secara Morrissey gitu loh.. hahaha.. ga ada hubungannya sama Monas sih, tapi ini sebagai penutup jalan-jalan hari ini sebelum pulang. Semoga aja di sampingnya nanti juga ada Hotel The Smiths.

Liburan tanpa ke Mall itu intinya dari jalan-jalan kali ini. Karena sekarang ini Mall sudah menjadi semacam tempat rekreasi masyarakat Ibu Kota dan sekitarnya di kala liburan, Mall semestinya jadi tempat belanja sesuai kebutuhan tetapi pada akhirnya malah menyedot masyarakat yang awalnya hanya eye shopping tapi dengan dibarengin libido konsumerisme yang tinggi dan menciptakan masyarakat konsumtif yang membeli berdasarkan keinginan bukan kebutuhan. So educate sekeliling untuk memberi positive vibe.. Saya tidak anti Mall hanya ingin berbagi kalau di sekeliling kita itu banyak tempat bermain yang bisa saling berinteraksi dengan sesama serta kebersamaan yang saya tidak melihat hal ini di Mall.

Some People Are So Poor, All They Have is Money.

Sampai jumpa di Trip berikutnya.. Cheers.. Selamat Lebaran bagi yang merayakannya dan Mohon Maaf lahir dan Batin..

Tuesday, July 14, 2015

Taman Nasional Ujung Kulon & Anak Krakatau Trip

Trip kali ini ke Taman Nasional Ujung Kulon dan Anak Krakatau.. bagi gw ini The Best Trip setelah Komodo Trip! tapi sayangnya masih ada aja sinyal hp di beberapa tempat so masih terasa "Digital" nya di saat lagi "Digital Detox".  Trip dimulai dengan kumpul di Citos Jumat, 7/10/2015, dan berangkat menuju anyer sekitar 09:30 AM, jalanan tidak begitu ramai dan sampai anyer dan Lunch di Ikan Bakar Makassar tepat jam 12:00 PM, karena puasa jadi agak susah juga nyari tempat makan (siang) di Anyer-Carita.


Masakannya menurut gw sih enak, karena ada vegan option, ada pare cah polos (bisa custom vegan) dan tahu tempe. Dan nasi gorengnya juga khas Makassar dengan nasi goreng merah. Untuk vegan yang sedang trip di Anyer-Carita restoran ini bisa membantu dengan custom vegan option menu sayurannya.


Setelah FULL, lanjut ke Lippo Condominium untuk istirahat so besok perjalanan ke Peucang (Taman Nasional Ujung Kulon) bisa di mulai pagi. Tempat ini juga untuk stay and mantai buat gw sih udah ok banget ya, karena kalau di pantai buat gw sih lebih sering di pantai daripada di kamar, so standarisasi kamar buat mantai ya ga harus lux yang penting nyaman n ini nyaman banget (buat gw). 




Sampe di resort, istirahat, nikmatin sunset.. tidur.. jogging... kurang nikmat apalagi coba idup ini? Bangun ke pantai and berangkat Sabtu, 7/11/2015, jam 8:00 am...


Sampai di Peucang jam 11:00 AM, perjalanan 3 jam dengan ombak yang sedang disambut pantai yang keren banget dengan pasir putihnya, monyet, rusa dan... babi liar! love it..





 

Babi Hutan (sebut saja namanya Sus Scrofa) ini liar tapi karena sering berinteraksi dengan manusia so dia tidak menyerang dan malah cenderung jinak. Nah karena lucu dan tampangnya gmz bingitz trus deket-deketin lagi, ya udah lah ya gw elus palanya, ternyata dikira di kasi makan, dengan suksesnya di gigit jari gw dan dia coba bawa pergi, lah gw kaget banget di tambah lagi lumayan sakit karena di "kunyah" dikit... tapi gak gw lawan, gw ikutin dan akhirnya di lepas sendiri sama si Sus. Hahaha kaget sih.. tapi FUN! 


Dan disini ini monyet nya nakal banget! Nyerang dan ngerampas barang bawaan, karena semua yang "ditenteng" adalah makanan bagi mereka, so buat yang kesana please jangan di tenteng, apalagi plastik kresek. 

                                     
Kita confirm dan melapor ke Ranger yang sedang bertugas, untuk yang senior disitu namanya Pak Uus, nah sewaktu lagi laporan sama ranger, rombongan kita meleng dan lupa ngawasin si Nyenyet ini, ada satu yang paling bandel dengan sigapnya langsung loncat dan buak tupperware yang berisi otak-otak goreng, berantakan lah semuanya.. langsung cepat di usir dan belum sempat bawa pergi kotaknya, tapi ya gitu deh, berantakan semuanya dan lumayan heboh.. 


Setelah beres semuanya, kita pergi ke Lodge dan kali ini tidak ada plastik yang di tenteng. Ngobrol bersama Pak Uus dan Pak Adi (Kapten Kapal) sebentar, sebelum istirahat dan selanjutnya akan trekking ke Karang Copong untuk nikmatin sunset.. 



Berangkat ke Karang Copong sekitar 15:30 dengan perjalanan 1.5 jam, sampai di lokasi jam 17:00 so kita masih punya satu jam untuk explore Karang Copong sebelum sunset yang hanya sekitar 15 menit, 17:45-18:00. View nya keren dan ada spot yang nanjak dikit untuk liat teluk dan lagoon.. Biasanya beberapa Turis malah ada yang baru balik sekitar jam 21:00. Tapi karena ini short trip dan harus fit, maka kita langsung balik begitu abis sunset. 


Jalan jam 18:00 dan sampai ke resort lagi sekitar 19:00, lebih cepat 30 menit karena ngebut, and ngebut dalam kegelapan.. Hutannya juga masih rapat banget. Sampai Lodge, istirahat bentar dan makan malam di atas kapal jam 20:00. Kita gak ngambil full pack with makan pagi siang dan malam karena besoknya sudah jalan ke Krakatoa, paket semalem dengan Breakfast, jadi makan malamnya di Kapal provide by Captain. Dalam perjalanan dari resort ke pantai untuk makan malam di kapal ini kita melewati banyak Rusa di depan kantin, pantesan banyak kotoran rusa ternyata Rusa se-Peucang hangout di depan kantin kalau malam. 






Minggu, 7/12/2015, jam 07:00 AM kita breakfast ke kantin (kantin buka 24hr / 7 Days) dan setelah menunggu, akhirnya makanan ready, dan kita check ternyata kenapa beda sama bule di meja seberang, menu yang tersedia yaitu nasi goreng, telur goreng dan ayam (ga vegan friendly), sedangkan bule disediakan roti telur setengah matang (western style). Padahal khan bayarnya sama, dan rombongan kita ga di tawarin alternatif lain, seakan akan udah menjadi ketetapan kalo turis lokal itu makannya ya nasi sedangkan bule ya roti, terus 100 ribu rupiah pengunjung lokal dengan 100 ribu rupiah orang bule beda gitu? Nah terus yang Vegan ga makan gitu? and satu lagi.. adalah alien ketika ada orang Indonesia yang tidak mengkonsumsi produk hewani kah? Akhirnya karena perlakuan ini dan supaya tidak berulang habit seperti ini, my fav onty ever langsung meng- "educate" waiters ini. Emang harus di gituin sih. 




Setelah seleai sarapan kita langsung ke Cidaon, cidaon ini adalah pulau di depan pulau Peucang, hanya sekitar 15 menit untuk ke Cidaon. Cidaon ini adalah habitat Banteng dan Burung Merak dan katanya juga ada Badak. Badak ini populasinya hanya 57 ekor (kata Pak Uus) dan amat sangat terancam punah karena dari 57 ekor ini lebih banyak yang jantan. 



Padang rumput Cidaon merupakan habitat banteng, kita bisa menyaksikan banteng yang sedang merumput disini, mestinya supaya tidak mengganggu banteng-banteng dan aktivitas satwa liar lainnya kita sebaiknya menyaksikan dari menara, tetapi menara disini sudah tidak terawat, untuk naiknya saja hanya di kasi tangga kayu yang sudah keropos dan tidak bisa digunakan, jadi alhasil kita cuman melihat banteng dan burung merak dari jauh. Menurut beberapa sumber, panorama rumput Cidaon akan terlihat indah saat sunset, itulah banyak yang kesini sore hari dan kita malah pagi-pagi.. hahaha tapi ok juga dan masih bisa melihat kawanan banteng merumput. 






Selanjutnya kita balik Peucang, beberes dan langsung ke Lagoon Cabe untuk Snorkeling. Dari Peucang ke Lagoon Cabe perjalanan 3 jam, berangkat jam 10:00 am sampai di lokasi sekitar jam 13:00. Ada baiknya kita baca dulu artikel tentang Snorkeling yang baik . Dan saat tiba, sudah ada beberapa rombongan dan mudah-mudahan semua yang kesini mengerti tentang snorkeling yang baik. Melihat terumbu karang tidak seindah pics di internet yang diambil beberapa tahun yang lalu. 






Setelah sekitar 1 jam snorkeling, langsung lunch di Pantai Lagoon Cabe, ketemu beberapa ekor biawak yang kayanya sudah akran dengan manusia, mereka datang nyamperin kalau lihat kita sedang makan. Dari lagoon cabe ke Krakatoa hanya sekitar 30 menit. Lagoon Cabe dan Krakatoa masuk ke dalam wilayah Kabupaten Lampung Selatan walaupun jarak tempuh ke Anyer-Carita hanya 2 jam. 




Hiking di Anak krakatau di sarankan memakai sepatu hiking, karena kontur pasir yang menanjak maka kalau memakai sandal akan terasa panas dan butiran pasir sangat mengganggu. Walaupun gw bawa sepatu tapi karena males aja jadi ya tetap hiking ke punggung Anak Krakatau tetap memakai sandal. Perjalanan ke puncak di punggung anak krakatau kalau santai memakan waktu sekitar 1 jam. Tanjakan pasir dan bebatuan lumayan nguras tenaga tapi semua terbayar dengan view yang keren banget dari atas.







"Take nothing but pictures. Leave nothing but footprints. Kill nothing but time"

Turun dengan keadaan lecek maksimal dan lelah banget tapi happy banget juga bisa ke Pulau Anak Krakatau disini bersama my lovely fams. Pulau Anak Krakatau ini berada di antara Pulau Sertung dan Pulau Rakata Kecil, pulau ini menurut di Wiki ternyata adalah pulau termuda di Indonesia. 


Saatnya balik ke Anyer-Carita. Jarak tempuh dari Krakatau ke Anyer-Carita kurang lebih 2 jam. Kita berangkat sekitar jam 16:00 dan melalui ombak yang besar dan gerimis. Sampai di anyer tepat jam 18:00. Masih sempat mandi dulu di warung Ponakan Pak Adi sang kapten kapal. Setelah rapih kita sempat makan di Serang, yaitu RM Sari Kuring jam 20:30. Lanjut ke Jakarta dan sampai ke tempat meeting point pertama yaitu Citos jam 22:30. 

Untuk Trip seperti ini scheduled nya sangat amat tergantung dengan cuaca, semua time line diatas bisa sangat berbeda pada saat ada angin barat atau aktivitas Anak Krakatau sedang meningkat, maka sangat di anjurkan untuk survey lebih jauh dan contact orang-orang yang memang pro, banyaknya paket-paket backpackers di Internet bisa menjadi bumerang apabila kita kurang cermat, dengan kurangnya perhitungan maka bisa terjadi kerugian materil dan waktu atau wasting time. Dengan jarak tempuh 3 jam dari Anyer ke Peucang saja bisa menguras tenaga. Ekstimasi 3 jam ini apabila ada badai bisa molor jauh. Menuju Peucang kita melewati Tanjung Lesung dan Pulau Umang. Dengan menyusuri dua pulau ini bisa mengurangi ombak yang besar, beda apabila kita mengambil garis lurus langsung dari Anyer-Carita ke Peucang, mungkin lebih cepat tetapi ombaknya juga besar. Untuk pemandangan dan view nya ga kalah keren dengan tempat wisata di luar negeri. Untuk sinyal GSM salah satu provider masih menjadi yang terbaik karena BTS nya sudah sampai Peucang. Tapi trip seperti ini kalau bisa manfaatkan juga untuk detox diri dengan semua benda digital, back to nature dan refresh dirimu ke alam. #TURNOFFYOURPHONECELL