Dengan Flight Airasia QZ 7696 Jakarta Surabaya, pkl 05;30 – pkl 06:50 pagi. Semuanya On Time walau ada yang telat dikit so musti lari-lari kecil biar ga ketinggalan.. Pkl 07:30 kita dijemput di Terminal Bungurasih / Bandara Juanda, Surabaya. O iya trip ini pakai Tur untuk efisiensi waktu dan supaya bisa dapat semua target wisata!. Berangkat menuju Kawah Ijen yang terletak di Banyuwangi, Jawa Timur. Kawah Ijen ini pernah di publikasikan dan terkenal di Perancis melalui tayangan Ushuwaia Adventure yang memperlihatkan Nicolao Hulot sang penjelajah, duduk di atas perahu karet bercerita tentang asal-usul Danau Ijen dengan derajat keasaman nol, memiliki kedalaman 200 meter dan volume hampir 40 juta meter kubik, salah satu danau kawah terbesar di dunia. Keasamannya cukup kuat untuk melarutkan pakaian dan jari jemari. Ok lanjut lagi tentang route menuju ijen. Karena perut udah teriak teriak so kita mampir makan di daerah Probolinggo, nama rumah makannya "Kencur".
Sekitar pukul 15.00 berada di area kaki Ijen, mampir sebentar buat photo-photo setelah sekitar 6 jam perjalanan. Pemandangan di Ijen Cafe ini bagus banget, tapi karena tidak bawa camera, jadi hanya ambil gambar dengan hp aja. Kita berenti gak begitu lama dan cuman ambil beberapa picture saja. Setelah ambil photo serta selonjoran dikit ngelurusin kaki, kita jalan menuju ke Arabika Homestay di dalam PTP Nusantara XII (Persero) Kebun Kalisat Jampit.
Arabika Homestay Access
Setelah loading semua barang ke kamar masing-masing, aku dan Maria dapat di kamar E2, kamarnya ok buat aku karena udah pernah ngerasain yang lebih parah di dalam lebatnya hutan, so semua tempat istirahat di atas rata-rata bagi aku, hehehe kurang objektif ya? cobain deh naik gunung sendiri, emang kaya orang gila sih, tapi begitu turun dan sampai dengan selamat di rumah, kamu akan bersyukur tentang banyak hal dan aku jamin jadi jarang ngeluh tentang "tempat istirahat" ketika traveling! Ok balik lagi ke Arabika Homestay, home stay ini kalau ga salah ada sekitar 12 kamar dengan triple, single dan double bed. Kurangnya cuman air panas di wc ga nyala, dan aku sekali lagi aku gak pernah bermasalah dengan namanya WC karena mungkin jarang mandi ya hahahaha... Setelah semua sudah masukin barang, lanjut dengan observasi sekitar homestay, kita ke belakang, muter-muter ke kebun strawberry tapi ternyata ga buka karena penjaganya sudah pulang.
Belakang Homestay, ada lapangan olahraga dengan view pegunungan gugus pegunungan volcano.
View menuju kebun strawberry
Jampit Guest House
Setelah chit chat, nongkrong, dan istirahat karena besok harinya harus berangkat pagi-pagi untuk mengejar blue fire yang paling bagus di antara jam 2-4 pagi karena setelah jam 4 pagi akan banyak asap belerang di kawah serta matahari yang sudah mulai terang sehingga cahaya blue fire sudah tidak terlalu terang lagi. Kami istrirahat sekitar jam 9:00 pm, dan rencananya jam 12:00 am sudah harus berangkat karena perjalanan dari homestay ke Post Paltuding itu sekitar satu jam, jadi kalau sesuai scheduled berangkat jam 12:00 am tiba di Post Paltuding jam 01:00 am melanjutkan ke puncak ijen 1.5 - 2 jam sehingga target jam 3 sudah di bibir kawah ijen, untuk selanjutnya turun dan bisa mengambil photo blue fire dari dekat.
Posko Paltuding 1,600mdpl, sebuah pos Perhutani di kakigunung Merapi-Ijen sebelum melanjutkan naik ke kawah ijen. Suhu sekitar16-18 Celcius, sangat di anjurkan memakai windbreaker, raincoat, atau Jaket. Tapi tergantung individu nya, aku lebih suka menikmati dingin karena kalau jalan dengan jacket yang terlalu tebal selain dehidrasi juga cepat lelah (ini pendapat pribadi loh ya).
Setelah itu kami melanjutkan pendakian ke kawah Ijen dengan di temanin satu guide ex penambang belerang, namanya Mas Hari. Mas Hari sebagai leader dan Mas Indra (Tour Guide) sebagai sweeper. Mulai dari gate terakhir kaki kawah ijen sampai dengan post yang lebih mirip warung di atas itu jalanannya nanjak terus dan gak ada bonus atau jalan datar sama sekali! Fisik harus fit! Tapi jangan kuatir karena banyak tempat istirahat di pinggir jalur pendakian berupa pohon tumbang dan beberapa posko kecil. Setelah berjalan sekitar 20 menit dua orang dalam rombongan (Maria dan Tante Wuri) ternyata kelelahan dan memlilih untuk turun. Kami melanjutkan perjalanan sekitar 1.5 jam hingga posko terakhir dan 30 menit sampai bibir kawah ijen. Kalau dari map perjalanan dari Paltuding ke kawah ijen itu berjarak 3 Km dan bisa di tempuh waktu sekitar 2 jam dengan jalan santai, tapi jangan bayangin jalanan yang rata.. semua TANJAKAN!
Setelah sampai bibir kawah dua anggota rombongan yaitu Om Yok dan Tante Ketrin memutuskan untuk tidak turun ke kawah karena memang selain turunan menuju blue fire di dasar kawah yang sangat curam perlu stamina double untuk naik kembali ke atas. Dalam menuruni jalan ke arah blue fire juga kita kerap berpapasan dengan penambang yang ramah walau beban di panggul sekitar 7 kg, jadi kadang kalau berpapasan dengan mereka pada saat turun ke kawah harap berhenti dan memberi jalan. Untuk turun ke kawah sebenarnya di larang tetapi kalau ada guide lokal bisa di kasi ijin. Di bibir kawah ini juga banyak yang jual souvenir dari belerang, saran saya sih kalau bisa di beli, selain murah perjuangan mereka untuk mengangkat belerang membentuk menjadi souvenir itu sebenarnya sebagian kisah pilu diantara keindahan ijen, karena seringnya mengangkat berat pundak mereka tak jarang kapalan dan tulangnya bergeser, belum lagi paru-paru mereka yang sebagian besar rusak karena menggunakan masker yang seadanya.
Bibir Kawah
Blue Fire yang cuman ada dua di dunia, satunya lagi di Islandia.
Setelah mengambil gambar blue fire dan asap belerang sudah mulai memenuhi kawah, kami memutuskan untuk segera naik, dan tidak sempat untuk mengambil gambar danau ijen. Menanjak kembali ke bibir kawah dengan keadaan asap belerang yang cukup pekat merupakan sebuah kesulitan sendiri karena jalan menanjak menggunakan masker bagi yang tidak biasa akan sangat menyesakkan paru paru dan bisa pingsan. Saran saya apabila mau balik ke bibir kawah lebih baik melepas masker, tapi itu pendapat saya loh, mungkin beda untuk individu lain.
Istirahat sebelum turun balik ke Paltuding.
Bibir kawah Ijen dan danau yang tertutup asap belerang.
Matahari sudah meninggi saatnya balik ke Paltuding
Turun dari kawah Ijen dengan jalur yang curam cukup membuat lutut lelah karena kontur jalur yang licin dengan bebatuan yang kecil, mungkin lebih enak di bawa lari sekalian. Saran saya pakailah sepatu hiking semata kaki, sehingga bisa menahan jari untuk tidak bergesekan langsung dengan ujung sepatu sebab sudah di tahan di mata kaki. Sampai Paltuding jam 07:00 am. Terima kasih untuk Mas Hari sudah nge lead dengan baik dan bisa komunikasi dengan penambang lain sehingga team bisa sampai dan berfoto di blue fire. Saya sendiri ga sampai ke titik blue fire karena stock masker kurang. Jadi saya sekitar 200 meter dari blue fire.
Setelah sampai Paltuding balik ke penginapan, mandi, istirahat dan sarapan. Langsung lanjut ke Taman Nasional Baluran! Yeah! Inilah hamparan savana terluas di Pulau Jawa, membuat Anda yang berkunjung ke sini serasa berada di Afrika. Di Baluran tersaji sungguhan alam menakjubkan ketika ratusan rusa berlarian menuju kubangan air, merak jantan melebarkan ekornya untuk menarik perhatian sang betina, puluhan kerbau besar yang gagah, belasan elang mencari makan, hingga lutung dan makaka yang bergelantungan. Belum lagi pepohonan khas Baluran yang mirip pohon pinang dan berbuah sekali seumur hidup sebanyak 1 ton untuk kemudian mati. Pohon pilang yang berbatang putih dan rimbun, bila Anda mengamatinya secara seksama maka mirip pohon di film “Avatar” serta pohon bekol yang rindang mirip beringin dengan nuansa magis. Menempuh perjalanan sekitar 4 jam berhenti untuk lunch di RM Oriental Purnama, Situbondo.
Welcome to Baluran.
Dari depan jalan raya masuk ke dalam Baluran Pesanggrahan Bekol sendiri sekitar 1 jam. Dan melewati savana serasa di Afrika (ala ala film God Must Be Crazy). Sampai di penginepan langsung turunin barang dan menuju ke Bama Beach untuk makan, kantin cuman ada di Bama Beach ini. Dari penginepan ke Bama Beach sekitar 15 menit dengan mobil.
Welcome to Bama Beach
Bama Beach
Setelah makan dan nongkrong di pantai kita balik lag ke penginepan untuk istirahat karena besok akan trekking dari Bama Beach sampai ke Penangkaran Banteng Liar. Kita akan mengamati aktivitas hewan di Savanna Bekol dari menara pandang. Di penginepan area Baluran ini sangat banyak monyet liarnya. Tapi tidak menyerang dan cenderung pasif.
Baluran di pagi hari.
Baluran dari menara pandang.
Foto di savana sebelum sarapan.
Setelah bangun pagi langsung ke menara pandang dan sempat lihat rusa dan kijang. Tiba saatnya sarapan di bama sebelum trekking menuju penginepan melewati hutan dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam.
Sarapan di Bama sebelum Trekking
Trekking dengan di pandu Polhut
Trekking dari Bama Beach ke penginepan kita ga bertemu hewan-hewan hanya nemu bulu merak dan jejak kaki kawanan banteng. Kalau buat aku sih fun banget tapi untuk sebagian orang mungkin perjalanan di jalur ini membosankan karena ekspetasi atau keinginan untuk liat hewan liar tidak terpenuhi. Dalam trekking ini juga dijelaskan secara singkat bahwa banteng liar itu sukanya minum air bersih tidak suka air keruh atau air yang sudah diminum duluan dengan satwa lain. Cieileh belagu amat nih banteng ya? hahahaha...
Penangkaran Banteng Liar dengan Pagar Listrik tegangan tinggi.
Setelah sampai ke penangkaran yang ternyata letaknya gak jauh dari penginepan, ambil gambar banteng, team balik ke penginapan untuk bersih-bersih untuk selanjutnya bersiap menuju Hotel Ibis Juanda Airport, Istirahat dan bobok agar besok pagi segar kembali ke Jakarta dengan flight Sriwijaya Air SJ 257 Surabaya - Jakarta.
Baluran Trekking Area
Waktu cepat banget ya kalau yang namanya liburan, rasanya kurang aja. Tapi kita harus kembali ke rutinitas setelah berlibur untuk merenungi semua yang sudah kita lewati di tahun 2014 dan menyambut 2015 dengan segudang resolusi yang kalau perlu revolusi untuk mencapai cita cita.. Mainstream banget ya? Tapi kalau sedang berada di alam luas, puncak gunung, savana, kawah, kadang manusia baru berpikir tentang pencipta. Setelah sampai Jakarta dapat message dari Mas Indra (Tour Guide) :
Senang liat keluarga ini bisa menginspirasi! Dan sebagai penutup belum lengkap sebelum nyadur quotes kali ya? Kali ini saya mengutip kata-kata Terry Pratchett, A Hat Full Of Sky (Discworld, #32) :
“Why do you go away? So that you can come back. So that you can see the place you came from with new eyes and extra colors. And the people there see you differently, too. Coming back to where you started is not the same as never leaving.”
“Why do you go away? So that you can come back. So that you can see the place you came from with new eyes and extra colors. And the people there see you differently, too. Coming back to where you started is not the same as never leaving.”
"It's impossible,"
said pride.
"It's risky,"
said experience.
"It's pointless,"
said reason.
"Give it a try,"
whispered the heart.
said pride.
"It's risky,"
said experience.
"It's pointless,"
said reason.
"Give it a try,"
whispered the heart.
-Unknown